PELAKSANA Tugas (Plt) Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana memastikan pasokan listrik, BBM, dan LPG di wilayah destinasi pariwisata, khususnya Provinsi Bali, menjelang libur Tahun Baru 2023 dipastikan dalam kondisi aman. Ketersediaan stok umumnya di atas rata-rata. Selain pasokan, ketersediaan bahan bakar untuk pembangkit juga stok yang tersedia di atas hari operasi (HOP).
“Ini hari ketiga saya memantau ketersediaan BBM dan listrik dalam periode Nataru (Natal dan Tahun Baru). Kesiapsiagaan PLN dan Pertamina dalam menghadapi libur Tahun Baru belum selesai, baru 1/3 jalan, karena masih minggu depan,” ujar Dadan dalam rilisnya, Selasa (28/12).
Pertamina dan PLN, menurut Dadan, sudah melakukan upaya-upaya maksimal untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kebutuhan BBM dan listrik menjelang libur Nataru agar masyarakat bisa melaksanakan kegiatan saat tersebut dengan tenang dan nyaman.
“Stok BBM untuk Bali 7 hari. Kemudian, 7 hari ini dianggap cukup karena di sini diperlukan 3 hari untuk mendatangkan pasokan baru. Jadi, itu dianggap cukup dan memang stok BBM di Bali dijaga di angka 6-7 hari, termasuk LPG,” ujar Dadan.
Menurut Dadan, pengelolaan Pertamina terkait dengan supply dan demand sudah sangat baik, bahkan terus membaik dari tahun ke tahun.
“Tadi saya perjalanan dari Banyuwangi ke Bali mampir di beberapa SPBU sudah terkelola dengan stok yang baik, tidak terlihat adanya antrean. Memang kita ketemu macet, tapi dari sisi stok, bisa tetap terjaga untuk BBM dan LPG,” ujar Dadan.
Selanjutnya, untuk ketersediaan pasokan listrik di Bali, diakui Dadan tidak ada keraguan karena mereka sudah berpengalaman dalam menangani kegiatan besar seperti Presidensi G20.
“Insyaallah untuk yang Bali, kita sudah sukses. Sekarang tinggal mungkin melakukan beberapa penyesuaian dari beberapa lokasi yang pasti berbeda,” sambung Dadan.
Dadan mengungkapkan PLN secara nasional dan khusus di Bali sudah melakukan persiapan yang baik menyambut libur Nataru, bahkan telah mengantisipasi jika terjadi rubuhnya tower transmisi.
“PLN sudah mengantisipasi banyak hal, termasuk mempersiapkan tim untuk membangun kembali tower kabel transmisi yang rubuh tanpa bantuan kontraktor lain, sehingga pembangunannya bisa lebih cepat,” ungkap Dadan.
Senada dengan Dadan, General Manager Unit Induk Daerah Bali (UP2B) IG Wayan Udayana juga menyatakan kondisi kelistrikan di Bali masih aman dan berharap hingga masa siaga libur Tahun Baru masih tetap aman.
“Kondisi kelistrikan di Bali masih aman. Mudah-mudahan sampai akhir masa siaga 4 Januari 2023 masih tetap aman. Pengamanan sistem kelistrikan di Bali saat ini sama dengan pengamanan saat ajang G20, mulai distribusi, transmisi, sampai venue detail,” ujar Wayan.
Wayan melanjutkan beban puncak di Bali yang terakhir itu 916 MW tepatnya pada 19 Desember, sedangkan daya mampu PLN Bali totalnya 1.404 MW.
“Jadi, daya mampu kita itu terdiri atas pembangkit di Bali sebesar 934 MW, transfer dari Jawa 370 MW, dan relokasi PLTG Grati 100 MW tersebut mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Bali,” jelas Wayan.
Dalam menambahkan yang disampaikan Dadan, Executive General Manager Regional Jawa Timur (Jatim) Balinus Deni Djukardi menegaskan bahwa Pertamina sudah melakukan upaya-upaya maksimal untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kebutuhan BBM menjelang libur Nataru agar masyarakat bisa melaksanakan kegiatan mereka dengan tenang dan nyaman.
“Ketersediaan stok BBM Jatim Balinus dalam kondisi cukup, termasuk untuk BBM bersubsidi. Dalam arti, kita sudah melakukan pembagian dengan cukup merata sesuai dengan kebutuhannya. Tentu kami akan menyalurkan BBM bersubsidi ini sesuai dengan kuotanya yang diperuntukan bagi masyarakat yang membutuhkan,” pungkas Deni. (RLS/J1)