KENAIKAN harga komoditas (commodity supercycle) yang terjadi pada 2021 memberikan pengaruh pada sisi penerimaan maupun belanja negara, khususnya belanja subsidi. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa belanja subsidi yang dilakukan pemerintah ialah upaya menjaga agar harga bisa tetap diakses dan terjangkau oleh masyarakat, apalagi dalam situasi pemulihan seperti saat ini.
“Dalam jangka pendek, kita melihat bahwa ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi dengan belanja negara kita, termasuk belanja subsidi dan kompensasi. Namun, dalam jangka menengah dan jangka panjang, kita tentu tetap mencari bentuk-bentuk efisiensi bagaimana supaya perekonomian bisa bergerak jauh lebih cepat dan belanja negara seperti apa yang diperlukan,” terang Wamenkeu pada program Squawk Box CNBC TV Indonesia, Rabu (12/01).
Dilansir dari situs Kementerian Keuangan, Wamenkeu mengatakan biasanya fenomena kenaikan harga komoditas tidak selamanya terjadi. Oleh karena itu, pemerintah akan terus memperhatikan semua faktor yang bisa memberikan pengaruh terhadap APBN, termasuk pada 2022.
“Di 2022, kita melihat yang paling penting adalah pemulihan ekonomi. Jadi, kalau tadi ditanyakan mengenai bagaimana subsidi di 2022, kita akan sangat memperhatikan bagaimana gerak ekonomi masyarakat dan pemulihan, harga komoditas akan juga kita perhatikan terus-menerus. Pada saat yang bersamaan, mencari upaya apa untuk memulihkan lebih cepat,” lanjut Wamenkeu.
Wamenkeu menjelaskan bahwa anggaran pemulihan ekonomi 2022 tetap diprioritaskan pada 3 komponen besar, yaitu penanganan kesehatan, perlindungan sosial, serta pemulihan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya mendorong employment dan serapan tenaga kerja yang lebih banyak.
“Namun, keseluruhannya tetap tentang fleksibilitas. Fleksibelnya APBN, fleksibelnya APBD, fleksibelnya Kementerian dan Lembaga, serta fleksibelnya pemerintah daerah kita. Tahun 2021 sudah kita lakukan, kita sangat fleksibel. Makanya, kita bisa tutup tahun dengan cukup baik. Tahun 2022 pelajaran yang bisa kita ambil dari 2021 sudah kita dapatkan dan harus kita perbaiki terus kedepannya,” terang Wamenkeu. (J1)