OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) terus mengembangkan teknologi pengawasan industri jasa keuangan (IJK) dengan meresmikan OJK Suptech Integrated Data Analytics (OSIDA), implementasi pengembangan supervisory technology (suptech) yang mengotomasi analisis data laporan IJK.
Dalam sambutan peresmian OSIDA secara hibrida di Jakarta, Selasa (29/3), Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan pengembangan suptech dilakukan mengingat transformasi digital di bidang perbankan menghasilkan data yang sangat besar. Analisis atau pengawasan terhadap data-data dimaksud tidak dapat optimal apabila dilakukan secara manual, tapi harus menggunakan bantuan teknologi.
“Pemanfaatan suptech meningkatkan otomasi proses dan kemampuan analisis terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan industri keuangan serta memberikan informasi yang lebih komprehensif bagi OJK untuk dapat melakukan supervisory actions dengan lebih dini,” kata Heru dalam keterangan resmi, Selasa (29/3).
Menurutnya, melalui OSIDA, pengawasan industri jasa keuangan, khususnya perbankan, akan memiliki pendekatan dan metodologi yang berbeda jika dibandingkan dengan yang dijalankan sebelumnya. Penerapan OSIDA juga menunjukkan bahwa pengawasan industri jasa keuangan terus berbenah, menyesuaikan dengan lingkungan yang bergerak secara dinamis.
Penggunaan OSIDA akan mendeteksi sinyal early warning dan compliance check sebagai indikasi awal kelemahan governance pada aktivitas bisnis bank, potensi fraud, manipulasi data, dan ketidakpatuhan pada ketentuan. Karena itu, OSIDA membantu pengawas OJK agar dapat melakukan intervensi dan supervisory actions lebih dini sebagai langkah antisipatif.
Fungsi data analytics OSIDA saat ini mencakup pengolahan data pelaporan BI-Antasena, big data analytics untuk mengolah data pelaporan SLIK, dan Sistem Artificial Intelligence based control for Incompliance and Irregularity (AICII) untuk mengolah data pelaporan BPR melalui APOLO.
Pada implementasi tahap awal, skenario analitis OSIDA masih pada lingkup per individu bank dan industry-wide perbankan. Pengembangan OSIDA lebih lanjut akan meliputi data pasar modal dan IKNB agar dapat dilakukan analisis cross-sectoral secara terintegrasi untuk mendeteksi peningkatan risiko pada satu sektor yang dapat berefek ke lainnya.
Selain itu, pengembangan kapabilitas untuk mengolah data unstructured dari sumber eksternal, seperti Reuters, media sosial, dan berita online, akan dapat lebih lanjut meningkatkan kemampuan OSIDA untuk memberikan insights yang lebih mendalam serta red flags terkait IJK yang diawasi.
Hasil olahan OSIDA sudah dapat diakses oleh seluruh pengawas bank di kantor pusat, kantor regional, dan Kantor OJK secara langsung melalui PC atau notebook masing-masing. (RLS/J1)