Singgung Pemulihan Ekonomi Global di DEWG G20, Menlu Sampaikan 3 Poin Penting Transformasi Digital

Singgung Pemulihan Ekonomi Global di DEWG G20, Menlu Sampaikan 3 Poin Penting Transformasi Digital
(Sumber: Kementerian Luar Negeri)

EKONOMI digital berpotensi menjadi penopang pemulihan ekonomi global dengan kontribusi 15,5% terhadap PDB dunia. Oleh karena itu, Presidensi G20 Indonesia menempatkan transformasi digital sebagai salah satu sektor prioritas.

“Kolaborasi dan kerja sama internasional harus terus didorong agar transformai digital dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk negara berk​embang,” tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam sambutannya di Digital Economy Working Group (DEWG) Kick-Off Meeting, Selasa (15/3).

Sebagai informasi, Digital Economy Working Group (DEWG) merupakan kelompok kerja di bawah Sherpa Track G20 yang pertama kalinya berlangsung di bawah Presidensi Indonesia. DEWG ditujukan untuk membahas kerja sama konektivitas digital, kewirausahaan digital, pengurangan kesenjangan kecakapan digital, serta aliran data. Kick off meeting ini merupakan awal dari rangkaian pertemuan DEWG dengan tema Achieving a Resilient Recovery: Working Together for a More Inclusive, Empowering, and Sustainable Digital Transformation.

Dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri, secara khusus, Menlu Retno menyampaikan 3 fokus kerja sama internasional yang perlu menjadi perhatian pelaku ekonomi digital di G20. Pertama, kolaborasi internasional untuk mendorong inklusivitas dan menjembatani global digital divide. Retno mencatat bahwa 96% dari populasi dunia yang belum memiliki akses internet berada di negara berkembang. Ia mendorong agar G20 menjadi motor penggerak investasi global untuk bangun infrastruktur digital yang berkualitas dan terjangkau.

Kedua, penguatan kerja sama global dalam digital literacy yang dinilai krusial untuk membantu masyarakat peroleh manfaat sepenuhnya dari transformasi digital. Menurut Retno, 2 sektor yang perlu menjadi sasaran penguatan kapasitas ialah UMKM lokal dan pemerintah.

“Kerja sama internasional sangat diperlukan untuk memfasilitasi penguatan kapasitas digital bagi negara berkembang, termasuk dalam aspek pembiayaan,” sambungnya.

Ketiga, kerja sama internasional untuk membangun ekosistem digital yang aman. Dengan perkiraan potensi kerugian dari global data breaches capai USD5 triliun hingga 2024, aspek keamanan digital menjadi pertanyaan besar. Untuk itu, Menlu Retno menyampaikan bahwa jaminan privasi, mekanisme pembayaran yang aman, serta perlindungan konsumen yang jelas penting untuk bangun kembali kepercayaan.

Baca Juga:  Konflik Rusia-Ukraina Sebabkan Harga Minyak Dunia makin Meningkat

Lebih lanjut, pelaksanaan DEWG ini, diyakininya, dapat menjadi awal yang penting untuk perkokoh tatanan digital global masa depan dan mendorong keberlanjutan pembahasan ekonomi digital sebagai isu sentral G20.

Diketahui, Digital Economy Working Group (DEWG) Kick-Off Meeting merupakan kegiatan yang diampu Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pertemuan awal ini dihadiri secara fisik oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, serta secara virtual oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Adapun puncak pertemuan ialah Digital Economy Ministers Meeting (DEMM) yang akan dilaksanakan pada 1-2 September 2022 di Bali. (J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *