SINERGI para stakeholder dalam menghadapi berbagai tantangan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) ke depan sangatlah penting. Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur BI, Juda Agung dalam Upacara Pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa yang mengangkat tema “Penguatan Sinergi dan Inovasi Ekonomi dan Keuangan Syariah Melalui Dukungan Digitalisasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa yang Inklusif” di Surabaya, Jawa Timur, Jum`at(29/9).
Pengembangan eksyar di Indonesia terus diarahkan untuk mencapai inklusi keuangan dengan dukungan digitalisasi. Upaya tersebut diwujudkan melalui pengembangan inovasi dan teknologi 3 (tiga) program unggulan wilayah Jawa.
Pertama, Penguatan Rantai Nilai Produk Halal (PAHALA) untuk mendorong sinergi ekosistem rantai nilai produk halal melalui sertifikasi halal, pengembangan Zona KHAS (Kuliner Halal, Aman, dan Sehat) dan Toko Bahan Baku (Tobaku) Halal.
Kedua, Inklusivitas Ekonomi melalui Digitalisasi (INSANI) yang berfokus pada pengembangan landing page atau fitur Muslim-Friendly Tourism dan digitalisasi pembayaran zona KHAS se-Jawa.
Ketiga, Optimalisasi ZISWAF untuk Kesejahteraan Umat (MASLAHAT) yang diimplementasikan melalui pengembangan ekonomi dan bisnis pesantren melalui optimalisasi dana ZISWAF, lelang wakaf produktif serta pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi Nadzir di Jawa.
BI dalam hal ini menempuh 4 (empat) langkah strategis sebagai upaya mengoptimalkan potensi eksyar di Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat Industri Halal Dunia.
Pertama, mendorong terbentuknya ekosistem produk halal secara end-to-end. Penguatan kapasitas pelaku eksyar, kelembagaan eksyar, serta infrastruktur pendukung, utamanya akselerasi proses sertifikasi halal.
Kedua, memfokuskan kebijakan di sektor keuangan syariah pada pengembangan inovasi instrumen pendanaan dan pembiayaan syariah.
Ketiga, penguatan halal lifestyle melalui peran ISEF maupun FESyar sebagai strategic integrator untuk kegiatan business coaching dan business matching, maupun identifikasi trade opportunity and investment, termasuk Indonesia International Modest Fashion Festival atau IN2MF yang terus didorong hingga dapat berdiri sejajar dengan fashion event terkemuka dunia.
Keempat, penguatan digitalisasi diantaranya inisiasi platform digital pengelolaan ZISWAF yang terintegrasi, serta melanjutkan perluasan akseptasi QRIS di Masjid, Pesantren dan pelaku usaha syariah.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Wakil Gubernur (Wagub) Emil Elistianto Dardak, turut menekankan pentingnya strategi untuk memotivasi pengembangan eksyar di wilayah Jawa, yaitu perlunya meningkatkan compliance (sertifikasi halal) sebagai ikhtiar untuk meningkatkan berkah sebuah usaha, dan pentingnya membangun ekonomi keumatan melalui pelaku ekonomi di sektor pesantren.
Lebih lanjut Wagub juga mengarahkan agar para pelaku usaha untuk terus berupaya bersaing di kancah global.