Sekjen Muslim World League Akui Keharmonisan Indonesia di Tengah Keanekaragaman Etnis, Budaya, dan Agama

Sekjen Muslim World League Akui Keharmonisan Indonesia di Tengah Keanekaragaman Etnis, Budaya, dan Agama
(Sumber: Kementerian Luar Negeri)

DUTA Besar RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Muslim World League (MWL atau Rabithah ‘Alam Islamiy) Dr. Muhammad Al-Issa di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (13/1).

Pertemuan tersebut diselenggarakan untuk membahas upaya peningkatan hubungan kerja sama Indonesia dengan MWL, terutama dalam menangani ideologi radikal serta penguatan dan penyebaran konsep Wasathiyah Islam (Moderasi Islam).

Sekjen MWL memuji Indonesia sebagai negara teladan yang perlu ditiru setiap negara di dunia karena mampu menjaga keharmonisan di tengah keanekaragaman etnik, budaya, dan agama.

“Sangat sulit menemukan negara lain yang semampu Indonesia dalam mengelola perbedaan yang dimilikinya,” kata Sekjen MWL melanjutkan.

Dubes RI menyampaikan terima kasih atas pandangan positif Sekjen MWL terhadap Indonesia seraya mengharapkan agar MWL dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam menyebarkan pemahaman Wasathiyah Islam di Indonesia melalui berbagai program kerja sama.

“Penguatan dialog menjadi sangat penting dalam memelihara kehidupan beragama yang harmonis, baik antarsesama muslim maupun antara muslim dan nonmuslim di Indonesia,” kata Dubes RI menjelaskan.

Dilansir Kementerian Luar Negeri, salah satu misi utama MWL ialah menyebarkan pemahaman Wasatiyah Islam kepada dunia serta melawan ideologi radikal dan Islamofobia dengan bijaksana (hikmah) sesuai tuntunan Islam.

Menurut Dr. Al-Issa, perumusan konsep Wasatiyah Islam telah tertuang dalam Piagam Mekah yang ditandatangani banyak ulama dari berbagai negara di dunia dan berbagai mazhab Islam. Dengan adanya piagam tersebut, umat sangat mudah dapat membedakan kelompok konsep Wasathiyah Islam yang benar dan kelompok konsep baru atau yang mencampuradukkan konsep Islam dan agama lain.

Sementara itu, dalam menghadapi Islamofobia, perlu dikedepankan metode dialog dengan membangun hubungan baik antarumat beragama. Islamofobia yang berkembang di Eropa selain disebabkan ketidaktahuan tentang Islam, juga dipengaruhi ulah umat Islam yang tidak menunjukkan perilaku Islam secara benar.

Namun, dengan dibukanya kantor khusus MWL di Eropa, banyak perubahan positif dari pribadi-pribadi yang tadinya memusuhi Islam, menjadi sahabat dan mencintai Islam. Melalui kantor khusus tersebut, MWL membuka pintu bagi mereka untuk berkomunikasi dan dialog tentang Islam.

Baca Juga:  Menaker Kembali Dialog dengan Pimpinan Serikat Pekerja Terkait Permenaker 2/2022

Dubes RI dan Sekjen MWL sepakat bahwa siapa pun harus menghomati aturan dan budaya yang mengikat di suatu tempat. Dalam hal umat muslim menjadi kelompok minoritas di suatu negara, aturan dan budaya yang berlaku di negara tersebut harus dihormati. Begitu juga ketika umat muslim menjadi kelompok mayoritas, harus mengedepankan toleransi dengan penganut agama lain. (J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *