BANK terbesar di Tanah Air, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, diguncang prahara. Ribuan nasabah bank pelat merah itu panik karena saldo tabungan mereka menguap dan bahkan sebagian ada yang menjadi nol.
Kejadian yang menimpa ribuan nasabah Bank Mandiri itu terjadi sejak Sabtu (20/7) dan hingga Senin (22/7), keadaan belum normal.
Seperti terlihat di ATM Bank Mandiri di Gedung Manggala Wanabaktil, Jakarta Pusat, Senin (22/7) sekitar pukul 08.00 WIB, nasabah terlihat antri mengular di depan ATM untuk mengecek saldo tabungan mereka. “Astaghfirullah.. kenapa saldo saya nol?” kata perempuan paruh baya sedih usai mengecek saldo tabungannya.
Seorang pria berpakaian necis, setelah selesai mengecek saldo di ATM, terlihat menggerutu. “Mana nih orang Mandiri? Kenapa saldo saya berkurang?” ucapnya.
Kepanikan nasabah yang mengalami masalah saldo tabungan berlanjut ke meja customer service. Mereka berduyun-duyun masuk ke dalam kantor Bank Mandiri dan mendatangi meja customer service. Antrian nasabah pun memanjang menunggu penjelasan dari customer service Bank Mandiri.
Terpisah, James, nasabah Bank Mandiri di Jakarta Barat, saat berbincang dengan jurnal-investigasi.com mengatakan dia terpaksa menanggung kerugian besar akibat denda karena tidak bisa membayar tagihan yang jatuh tempo. “Saldo saya nol, bagaimana bisa bayar tagihan ke supplier,” kata James kesal.
Di Kota Tasikmalaya, pada Sabtu dan Minggu, ratusan nasabah mandatangi Kantor Cabang Pembantu Bank Mandiri di Jalan Otto Iskandar Dinata dan di Jalan Sutisna Senjaya untuk menanyakan saldo ATM mereka yang kosong.
Di kedua kantor Bank Mandiri itu, ratusan nasabah mengungkapkan kekecewaan mereka karena uang mereka tinggal Rp 0 hingga Rp 1.000. “Uang saya Rp 200 juta hilang secara misterius,” kata Nurmala, 45, warga Kawalu, Kota Tasikmalaya, pada Sabtu.
Dia pun meminta Bank Mandiri bertanggung jawab dan mengembalikan saldo tabungannya seperti semula. Nasabah lainnya, Ecep Suban, 35, warga Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya mengungkapkan saldo tabungannya raib Rp 9 juta.
“Tadi malam, ada pegawai saya yang mengirim uang Rp 3 juta. Tapi, saat mau pengambilan di ATM Simpang Lima dan HZ Mustofa, kok saldo saya Rp 0?” kata Ecep kebingungan.
Dia pun bergegas mendatangi Kantor Cabang Pembantu Bank Mandiri di Jalan Otto Iskandar Dinata untuk mendapatkan penjelasan dari pihak bank. Namun, di sana, dia harus rela antri karena nasabah Bank Mandiri telah membludak mengajukan komplain.
“Atas kejadian ini, saya jadi was-was menabung di Bank Mandiri,” kata Arif, nasabah Bank Mandiri lainnya.
Sementara itu, prahara raibnya saldo ribuan nasabah Bank Mandiri berimbas signifikan ke harga saham bank BUMN itu di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan Senin, di sesi pembukaan, saham Bank Mandiri dengan kode perdagangan BMRI tersebut langsung ambruk ke harga Rp 7.800 per lembar dari harga penutupan pada Jumat di posisi Rp 7.875.
Sepanjang sesi pertama, saham BMRI terus dilepas investor dan bergerak di kisaran Rp 7.775 hingga 7.825 per lembar. Saat penutupan perdagangan sesi satu, harga saham bank pelat merah itu ditutup di posisi Rp 7.775 atau turun Rp 100.
“Ini masalah kepercayaan nasabah terhadap Bank Mandiri. Saya melepas saham Bank Mandiri yang saya pegang karena khawatir nasabah akan melakukan rush secara besar-besaran,” kata Rudi, investor di BEI. (Ald)