PRESIDEN Joko Widodo mendorong PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera menyiapkan perencanaan transisi energi dari energi fosil menjadi energi hijau. Peralihan menuju energi yang lebih ramah lingkungan menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan perubahan iklim.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan arahan kepada Dewan Komisaris dan Direksi PT Pertamina dan PT PLN di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (16/11).
“Memang kita tahu bahwa transisi energi ini tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu, perencanaannya, grand design-nya, itu harus mulai disiapkan. Tahun depan kita akan apa, tahun depannya lagi akan apa, lima tahun yang akan datang akan apa,” ucap Presiden.
Kepala Negara mengatakan bahwa penyiapan transisi energi menuju energi hijau merupakan keharusan. Oleh karena itu, Presiden meminta untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya guna memperkuat fondasi menuju transisi energi.
“Ini yang harus mulai disiapkan, mana yang bisa digeser ke hidro, mana yang bisa digeser ke geotermal, kemudian mana yang bisa digeser ke surya, mana yang bisa digeser ke bayu,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Presiden menuturkan bahwa suplai energi di Indonesia terbesar saat ini masih dari batu bara sebesar 67%, diikuti bahan bakar atau fuel 15%, dan gas 8%.
Ia juga berpendapat apabila Indonesia dapat mengalihkan energi tersebut, akan berdampak pada keuntungan neraca pembayaran yang dapat memengaruhi mata uang (currency) Indonesia.
“Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misal, mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, suplai dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina menjadi turun,” tuturnya.
Di lain sisi, terkait dengan investasi, Presiden mendorong jajarannya untuk tidak mempersulit masuknya investasi kepada Pertamina dan PLN. Ia juga menilai bahwa jumlah investasi yang ingin diberikan kepada Pertamina dan PLN sangat banyak.
“Keputusan investasi boleh oleh perusahaan, tetapi pemerintah juga memiliki strategi besar untuk membawa negara ini ke sebuah tujuan yang kita cita-citakan bersama,” ucap Presiden.
Presiden menambahkan bahwa dunia cepat mengalami perubahan sehingga rencana besar yang tengah dilakukan dapat berubah menyesuaikan keadaan. Oleh karena itu, Presiden berharap agar kesempatan investasi dari luar harus terbuka seluas mungkin.
“Sekali lagi kesempatan untuk investasi di Pertamina, kesempatan untuk investasi di PLN itu terbuka sangat lebar kalau Saudara-Saudara terbuka, membuka pintunya juga lebar-lebar,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. (RLS/J1)