PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menerima sejumlah pimpinan Bank Dunia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/2). Mereka, yakni Axel Van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V Ferro selaku Vice President East Asia and Pasific Region, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Pertemuan itu membahas beberapa hal penting, seperti Presidensi G20 Indonesia, transisi energi, lingkungan, penanganan pandemi covid-19, dan isu-isu kawasan.
“Area yang dibicarakan tadi sedikit mengenai covid. Kemudian, tadi mengenai energy transition mechanism, juga bicara menyangkut masalah mangrove, ibu kota. Sangat luas pembicaraan tadi. Juga, sampai bicara mengenai Myanmar,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangannya selepas pertemuan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan bahwa Bank Dunia memberikan dukungannya terhadap agenda-agenda G20 di Indonesia. Menurut Sri, kepemimpinan Indonesia pada G20 yang didukung dunia internasional memegang peranan penting dalam upaya pemulihan ekonomi global selepas pandemi.
“Banyak negara yang masih tertinggal dan itu tentu perlu mendapatkan perhatian agar tema Indonesia Recover Together, Recover Stronger bisa betul-betul terjadi di kepemimpinan Indonesia. Melalui dukungan dari G20 serta lembaga-lembaga internasional, bisa memberikan perhatian kepada negara-negara yang masih belum bisa pulih karena akses vaksinnya kurang, karena juga dari sisi tantangan ekonomi di dalam negeri dari negara-negara yang berpendapatan rendah. Itu menjadi suatu tantangan yang luar biasa. Jadi, ini adalah salah satu pembahasan untuk G20, Bank Dunia akan mendukung dan tentu kepemimpinan Indonesia penting,” jelas Sri.
Selain itu, dalam perbincangan, juga dibahas mengenai bagaimana Indonesia bisa menjadi contoh penerapan transisi energi, komitmen untuk melaksanakan Komitmen Paris, hingga menurunkan karbon sesuai dengan nationally determined contribution (NDC) Indonesia.
Namun, Sri Mulyani melanjutkan, untuk mencapai ambisi net zero di dunia, Indonesia memerlukan dukungan internasional, terutama dalam hal pendanaan dan kerangka kebijakan.
“Dalam hal ini, tadi pembahasannya sangat konkret karena Indonesia sudah punya sekarang mekanisme untuk membentuk carbon price, carbon market, carbon tax. Indonesia juga membangun renewable energy yang cukup banyak. Bagaimana ini nanti akan dibawa di dalam forum internasional sehingga support dari internasional, baik dari sisi pendanaan dan juga policy framework, itu bisa berjalan baik,” paparnya.
“Tadi Presiden menekankan bahwa komitmen Indonesia sangat kuat dan tidak mau bicara saja, kita mau melakukan. Namun, untuk bisa melakukan, tentu financing itu menjadi sangat penting,” tambahnya.
Selanjutnya, pembicaraan juga membahas mengenai ketahanan pangan dunia. Menurut Sri, Presiden menyampaikan perhatiannya mengenai tren kenaikan harga pangan dunia yang bisa mengancam pemulihan ekonomi.
“Bapak Presiden sangat ingin bahwa pemulihan ekonomi dunia itu tidak terdisrupsi karena kenaikan harga, terutama harga pangan, yang tentu akan sangat membebani masyarakat. Oleh karena itu, perlu suatu kesepakatan global mengenai hal tersebut,” ungkapnya.
Dalam bidang lingkungan, Bank Dunia juga memberikan dukungan untuk program penanaman kembali mangrove di Indonesia. Menurut Sri, program tersebut bisa menjadi salah satu contoh upaya Indonesia dalam penanganan dampak perubahan iklim.
“Juga dari sisi kemampuan untuk menjaga hutan kita tidak terjadi kebakaran selama 3 tahun ini yang tentu akan sangat berbeda sekali dengan situasi di berbagai negara yang sedang menghadapi kebakaran hutan,” tambahnya.
Di samping itu, dalam pertemuan tersebut, juga dibahas mengenai beberapa isu kawasan, seperti situasi di Myanmar dan masalah kemanusiaan di Afghanistan. Jokowi menaruh perhatian besar terhadap isu kemanusiaan di 2 negara tersebut.
“Masalah kemanusiaan dari penduduk di 2 negara tersebut tentu menjadi perhatian bagi seluruh dunia,” imbuh Sri. (RLS/J1)
With cannabis legalization sweeping the country and medical marijuana legal in a growing number of states, buying weed online is a safe buy my weed online , discreet, and convenient way for customers to get their green fix.
If you’re reading this, you probably know that it’s still illegal to buy weed in most states weeds buy.
A Weed dispensary is a place where consumers can purchase cannabis products such as flowers, edibles, concentrates, and topicals. These dispensaries can be found in various forms, including storefronts, mobile delivery services, and online shops. In states where cannabis is legal, these dispensaries must comply with strict regulations and undergo regular inspections to ensure they meet health and safety standards…