SATUAN Narkoba (Satnarkoba) Polres Metro Jakarta Barat mengungkap kasus peredaran ekstasi jaringan internasional yang rencananya akan diedarkan di wilayah DKI Jakarta dari Pekanbaru, Riau. Ratusan ribu butir pil ekstasi jaringan internasional yang berasal dari Malaysia ini dibungkus dan dimasukkan ke koper untuk mengelabui petugas.
“Di Selat Malaka antara Malaysia dengan Provinsi Riau itu, terdiri atas pulau-pulau. Ada banyak jalur sungai. Jadi, dengan geografis banyaknya jalur sungai, itu yang digunakan para pelaku untuk menyelundupkan narkotika memasuki Provinsi Riau,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce dalam keterangannya di Polres Metro Jakarta Barat, Senin (15/8).
Pasma mengatakan ekstasi yang diselundupkan itu rencananya dibawa ke DKI Jakarta menggunakan jalur darat. Namun, digagalkan tim Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat.
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Akmal mengatakan pihaknya menangkap dua kurir berinisial S, 31, dan M, 40. Selain itu, polisi juga mengamankan sebanyak 101.355 butir pil ekstasi kualitas terbaik berwarna merah muda dan hijau.
“Dimasukin ke koper biasa. Jadi, kamuflase kayak bawa barang aja sih, cuma memang jumlahnya lumayan berat,” kata Akmal kepada wartawan, Senin (15/8).
Menurut Akmal, penyelundupan ratusan ribu pil ekstasi tersebut diduga dilakukan sindikat narkoba. Kedua kurir yang ditangkap itu diketahui sudah lima kali beraksi dan dikirim dengan orang yang berbeda.
“Sepertinya sih sindikat. Dari dua orang yang kami tangkap, mengaku barang dari Malaysia. Beda-beda sih jaringannya. Jadi, mungkin untuk kamuflase, dikirim ke orang berbeda. Kemudian, orang yang menerima di Indonesia itu tadi mengakui kirim barang ke Jakarta sudah lima kali,” paparnya.
Dua kurir yang ditangkap mengaku ratusan ribu butir pil ekstasi tersebut merupakan kualitas terbaik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya ciri-ciri yang menonjol pada pil ekstasi itu. Yang diamankan polisi ialah ekstasi kualitas terbaik ini lebih padat dan keras jika dibandingkan dengan ekstasi kualitas rendah.
“Kalau kita, bisa membedakan ya. Kalau pengalaman sebelumnya, dari bentuk. Padatannya itu dia sangat keras. Jadi, kalau misalnya mau dipatahkan, agak susah. Kalau barang-barang biasa yang kualitasnya rendah, dia gampang dipatahkan, gampang meremuklah,” ungkap Akmal.
Meski demikian, saat ditanya lebih jauh terkait dengan aksi dua kurir yang sudah melakukan sebanyak lima kali, Akmal mengaku masih menyelidiki ke mana saja barang tersebut diantar.
Namun, yang pasti, kedua tersangka yang berstatus sebagai kurir itu pernah mengantarkan pil ekstasi tersebut ke Jakarta.
“Nah, itu yang kita belum dalami. Yang jelas, sampai di Jakarta, ada orang yang ngambil,” terangnya. (RLS/J1)