Pantau Beras di Pasar Induk Cipinang, Mendag: Stok Aman dan Harga Terjangkau

Pantau Beras di Pasar Induk Cipinang, Mendag: Stok Aman dan Harga Terjangkau
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo Adi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, Kepala Perum Bulog Budi Waseso, serta Ketua Komisi VI DPR Sudin melakukan kunjungan ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (3/10). (Kementerian Perdagangan)

MENTERI Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan stok beras secara nasional aman dengan harga yang terjangkau. Pemerintah memastikan stabilitas harga beras nasional tetap terjaga.

Sejumlah langkah strategis, seperti operasi pasar dan penyerapan gabah petani, telah dilakukan. Untuk menghadapi berbagai kemungkinan, pemerintah terus mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan secara nasional.

Penegasan tersebut disampaikan Mendag saat meninjau Pasar Induk Beras Cipinang bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Senin (3/10). Turut hadir pada peninjauan tersebut, yakni Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi, Kepala Perum Bulog Budi Waseso, serta Ketua Komisi IV DPR Sudin. Pada kegiatan ini, Mendag didampingi Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra.

“Beras pengaruhnya terhadap inflasi tinggi sekali. Oleh karena itu, pemerintah terus mengecek stok di pasar, salah satunya Pasar Induk Beras Cipinang. Memang kenyataannya, Agustus—September harga beras naik. Salah satunya disebabkan kenaikan harga gabah,” ujar Mendag dalam keterangannya, Senin (3/10).

Mendag menyebut pemerintah telah melakukan beberapa langkah, salah satunya dengan memenuhi permintaan pasar.

“Kita memenuhi pasar, bukan hanya di Pasar Induk Cipinang, melainkan juga seluruh Tanah Air,” tandasnya.

Mendag berharap pemerintah daerah merespons dengan cepat gejolak harga barang kebutuhan pokok. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan kepala daerah untuk terus memantau harga barang kebutuhan pokok seperti beras.

“Berapa pun gejolak harga yang terjadi di pasar, pemerintah daerah diharapkan tetap menjaga sesuai harga standar. Misalnya, dengan subsidi harga sehingga harga tidak bergejolak,” imbuh Mendag.

Mendag juga mengungkapkan pemerintah akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar harga beras dapat terkendali, baik jangka pendek maupun panjang.

“Diharapkan operasi pasar dilakukan serempak di seluruh Tanah Air, terutama di daerah yang mengalami kenaikan signifikan, agar harga terkendali,” tutupnya.

Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) siap untuk mengirimkan beras dan komoditas lainnya ke berbagai daerah seluruh Indonesia, salah satunya melalui tol laut yang relatif fleksibel dan bisa dilakukan setiap saat. Kemenhub juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan daerah untuk memperlancar transportasi.

Baca Juga:  Produk Unggulan Indonesia, Mendag Lepas Ekspor Baja 30 Ribu Metrik Ton ke Italia

Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo menambahkan kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Hal itu di antaranya disebabkan kenaikan biaya tanam dan biaya distribusi. Untuk itu, pemerintah melalui Bulog akan mendukung pasar dengan menyerap beras sesuai dengan harga yang telah ditentukan pemerintah.

Arif menyebut stok Bulog per Senin (3/10) sekitar 800 ribu ton dan pemerintah akan menyerap beras hingga 1,2 juta ton. Jadi, berapa pun yang diminta pasar seperti Cipinang, akan dipenuhi. Badan Pangan Nasional (Bapanas) beserta pemangku kepentingan terkait selalu memperhatikan stok beras dan barang penting lainnya karena inflasi dari volatile food ini yang masih bisa kita kendalikan.

Senada dengan Arif, Wamentan Harvick menyampaikan Kementerian Pertanian (Kementan) berkonsentrasi penuh dalam menjaga ketersediaan produksi beras sesuai target. Pada tahun ini, produksi cukup, tapi ada situasi yang tidak bisa dihindari yang mengganggu distribusi dan penyerapan.

Sebelumnya, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog melaksanakan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium yang dilakukan sepanjang tahun hingga 31 Desember 2022 di seluruh wilayah di Indonesia.

Pada program ini, Perum Bulog perlu mengoptimalkan penyaluran beras medium untuk mengisi pasokan beras medium secara terus-menerus kepada pedagang eceran di pasar rakyat, ritel modern, maupun pedagang eceran lainnya yang mudah dijangkau masyarakat dengan harga jual maksimal di tingkat konsumen akhir sesuai harga eceran tertinggi (HET), baik secara langsung oleh Perum Bulog maupun melalui distributor/mitra Perum Bulog.

Perum Bulog telah menyalurkan KPSH beras medium sejak Januari—30 September 2022 dengan realisasi sebesar 652.768 ton dan khusus DKI Jakarta sebesar 31.715 ton. (RLS/J1)

Related posts