SEBAGAI salah satu Co-Chair Covax AMC Engagement Group, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan pentingnya berbagi vaksin sebanyak dan sesegera mungkin. Hal itu disampaikannya pada pertemuan Covid-19 Ministerial Conference yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (10/11). Menlu AS Anthony Blinken menjadi tuan rumah Pertemuan tersebut.
“Berbagilah sebanyak dan secepat mungkin. Jika itu tidak dilakukan, target WHO untuk memvaksinasi 40% populasi setiap negara pada akhir 2020 dan 70% populasi pada pertengahan 2022 tidak akan tercapai. Saya khawatir dunia tidak akan bisa keluar dari pandemi bersama-sama,” tegasnya.
Kuota target vaksinasi menjadi tantangan jangka pendek yang harus dipenuhi dunia. Sementara itu, untuk jangka menengah dan panjang, Menlu RI menekankan pentingnya dua hal, yakni penguatan tata kelola kesehatan global dan dukungan pendanaan kesehatan bagi negara berkembang untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi berikutnya.
Peran sentral WHO sangat dibutuhkan dalam mengoordinasikan aksi-aksi kesehatan global dan memastikan WHO memperoleh pembiayaan yang diperlukan untuk menjalankan mandatnya dari sisi penguatan tata kelola kesehatan global, juga mekanisme pembiayaan global baru didukung negara donor dan lembaga keuangan internasional dari sisi dukungan pendanaan untuk negara berkembang.
Sebagai Presiden G20 pada 2022, Indonesia meminta dukungan terhadap G20 Joint Finance-Health Task Force dalam merancang modalitas mekanisme tersebut.
“Mekanisme ini akan membawa manfaat bagi kita semua. Hanya dengan begitu, kita dapat pulih bersama dengan lebih kuat. Recover Together, Recover Stronger”, katanya.
Pada pertemuan ini, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengangkat tentang kebutuhan 550 juta dosis vaksin untuk tahun ini agar dapat mengimplementasikan vaksinasi global. Dukungan masyarakat internasional dibutuhkan untuk berbagi vaksin, meningkatkan kapasitas produksi vaksin lokal, serta mendukung pendanaannya.
Dirjen WHO juga mengangkat pentingnya memperkuat tata kelola kesehatan global. Komitmen politik negara-negara diperlukan untuk mendukung kesuksesan pembentukan instrumen hukum baru terkait dengan pandemi.
Pesan serupa juga diangkat para menlu yang hadir dalam pertemuan. Mereka menggarisbawahi pentingnya akses yang merata terhadap vaksin dan peningkatan kapasitas produksi vaksin negara berkembang.
Selain itu, disampaikan juga dukungan terhadap pembentukan mekanisme pembiayaan kesehatan baru, penguatan kerja sama penelitian dan inovasi, dan penguatan multilateralisme dalam mengantisipasi pandemi berikutnya.
COVID-19 Ministerial Meeting merupakan pertemuan terbatas yang diselenggarakan Pemerintah AS sebagai tindak lanjut pertemuan Global COVID Summit pada September 2021 yang dipimpin Presiden Biden.
Pertemuan tersebut dihadiri 28 menteri dan perwakilan organisasi internasional dari berbagai negara, termasuk Dirjen WHO, Presiden World Bank, dan Managing Director IMF. Pertemuan yang bertema Global Direction and Building the Capacity We Need: Creating platforms to sustain financing, regional collaboration, and political leadership itu dipimpin Menlu AS Antony Blinken. (Kemenlu/J1)