Menlu Retno: Kemitraan dengan Eropa akan Percepat Pemulihan Ekonomi

Menlu Retno: Kemitraan dengan Eropa akan Percepat Pemulihan Ekonomi

MENTERI Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan pentingnya kemitraan RI–Eropa dalam mempercepat pemulihan ekonomi. Menlu juga menyebutkan 3 prioritas kerja sama, yaitu kemitraan yang mendukung peran Indonesia dalam rantai pasok kesehatan serta sebagai hub dalam produksi farmasi dan vaksin di kawasan, transformasi digital, dan percepatan transisi energi.

Hal tersebut disampaikan pada saat membuka Indonesia-Europe Business Forum (IEBF), Senin (1/3). Turut hadir dan memberikan sambutan dalam IEBF, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, dan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid.

Dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri, Kamis (3/3), Retno menegaskan IEBF sebagai platform penguatan kemitraan menuju pemulihan ekonomi yang lebih kuat perlu didukung pendanaan yang memadai, alih teknologi, keahlian, dan digitalisasi. Kolaborasi dengan mitra-mitra di Eropa menjadi kunci penting untuk mencapai target tersebut. Namun, Menlu mengingatkan pentingnya menghindari kebijakan diskriminatif yang mengatasnamakan isu lingkungan.

IEBF yang mengambil tema Enhancing Partnership for Stronger Economic Recovery dimaksudkan untuk mendorong kerja sama ekonomi, khususnya bidang yang menjadi prioritas diplomasi Indonesia dan Keketuaan Indonesia di G20, yaitu kesehatan dan pemajuan peran industri farmasi, transisi energi, serta penguatan rantai pasokan dunia.

Lebih lanjut, Direktorat Jenderal (Dirjen) Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ngurah Swajaya menyebutkan bahwa IEBF ditujukan untuk mempertemukan pelaku bisnis, termasuk melalui pertemuan b-to-b, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan, guna mengoptimalkan potensi bisnis serta meningkatkan arus investasi dan ekspor Indonesia ke negara-negara Eropa Barat, Tengah, dan Selatan. IEBF diselenggarakan untuk melengkapi forum bisnis yang telah digagas Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, yaitu Indonesia-Latin America Business Forum (INALAC) dan Indonesia–Central and Eastern Europe Business Forum (INACEE).

Dirjen Ngurah juga menekankan pentingnya platform INA Access sebagai solusi digital untuk mempromosikan produk, proyek investasi, dan pariwisata Indonesia. Platform tersebut, khususnya dimaksudkan untuk membantu eksportir Indonesia melakukan kontak bisnis dengan mitra Eropa dan melakukan penetrasi pasar.

Baca Juga:  Kementerian PUPR: Renovasi Taman Mini Indonesia Indah Tuntas Akhir Juli 2022

IEBF mencatat potensi transaksi perdagangan senilai USD57,2 juta, termasuk USD6,8 juta yang sudah terealisasikan. Selain itu, IEBF juga dimanfaatkan untuk mendorong realisasi potensi investasi sejak semester II 2021 sebesar USD22,38 miliar dari di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, industri, hospitality, manufaktur, makanan dan minuman, jasa, pertambangan, perumahan, dan infrastruktur.

Pada kesempatan IEBF, juga telah ditandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) mengenai Jaminan Produk Halal antara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama dengan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria. MoU ini menjadi terobosan untuk memperluas akses produk halal Indonesia ke Hongaria dan negara Uni Eropa lainnya sekaligus mendukung transfer pengalaman dan kapasitas mengenai pemeriksaan produk halal di Hongaria.

Sebagai informasi, Forum Bisnis IEBF melibatkan panelis dan lebih dari 650 peserta yang mewakili perusahaan serta investor di bidang farmasi dan energi pada tingkat nasional dan global, juga kalangan eksportir dan importir. IEBF terlaksana dengan dukungan Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, Kadin, Europe Chamber of Commerce di Indonesia, dan Indonesia Business Partner. (J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *