PEMERINTAH optimis pertumbuhan ekonomi kuartal IV akan semakin membaik seiring peningkatan indikator pertumbuhan ekonomi nasional dan efektivitas pengendalian covid-19. Optimisme ini harus terus dijaga dengan tetap mewaspadai dan mengantisipasi lonjakan varian baru covid-19 pada libur Nataru.
Dilansir dari situs Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KITA pada Selasa (21/12) mengatakan bahwa pertumbuhan di sejumlah negara melambat pada kuartal III 2021 akibat varian delta. Namun, pada kuartal IV 2021, terdapat indikasi tren yang menguat. Hal ini tecermin dengan PMI manufaktur yang terus berada pada zona ekspansi.
“Kalau kita lihat, Indonesia juga mengalami kenaikan (PMI) tertinggi di ASEAN meskipun melihat adanya koreksi pada bulan terakhir. Namun, tetap di atas Malaysia, Vietnam, Filipina, maupun Thailand,” terang Menkeu.
Mobilitas masyarakat terus meningkat dan melampaui level prapandemi. Kondisi pandemi yang relatif terjaga dan pelonggaran PPKM dorong meningkatnya keyakinan masyarakat untuk kembali beraktivitas. Menkeu mengatakan hal ini tampak pada kegiatan ekonomi masyarakat yang terus menunjukkan peningkatan, terutama untuk kategori ritel & rekreasi serta toko bahan makanan & farmasi.
“Indikator dari sisi konsumsi maupun produksi juga menunjukkan adanya pemulihan di kuartal ini. Confidence Index kita mengalami kenaikan di 118,5 (Nov 2021). Retail Sales Index kita meneruskan recovery sesudah terhantam delta pada Juli lalu dan sekarang menunjukkan 10,1,” lanjut Menkeu.
Menkeu melanjutkan bahwa Mandiri Spending Index hingga 24 November 2021 terus mengalami kenaikan di angka 120,5. Artinya, mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi. Kinerja impor bahan baku yang masih tumbuh 60,5% menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami aktivitas yang cukup kuat. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi listrik juga menunjukkan adanya akselerasi pada level 14,5 untuk industri dan 5,7 untuk bisnis.
“Hal yang juga menunjukkan suatu resiliensi dan sangat memberikan dampak positif bagi perkuatan Indonesia adalah neraca perdagangan. Kita lihat surplus neraca perdagangan mencapai USD3,51 miliar pada November 2021. Kalau diakumulasikan, dijumlahkan antara Januari hingga November 2021, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD34,32 miliar. Ini adalah angka tertinggi dalam 14 tahun terakhir,” jelas Menkeu.
Lebih lanjut, Menkeu menegaskan bahwa momentum pemulihan ekonomi terus mengalami penguatan sesudah terinterupsi oleh varian delta. Untuk 2021, Menkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi berkisar pada 3,5%-4%, yang mana kuartal keempat pertumbuhannya diprediksi akan di atas 5%, menurutnya, adanya akselerasi yang terlihat cukup kuat.
“Pemulihan ekonomi yang makin kuat juga terjadi apabila covid terus terkendali. Oleh karena itu, memang Presiden dan Kabinet meminta seluruh jajaran pemerintah serta masyarakat diharapkan terus menjaga disiplin kesehatan. Pemulihan bisa lebih kuat, tidak terkendala, sehingga APBN juga bisa disehatkan kembali,” tukas Menkeu. (J1)