MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai bahwa Provinsi Bali perlu melakukan diversifikasi pasar di sektor lain untuk mendukung perekonomiannya seperti pertanian seiring tingginya permintaan pasar dunia untuk produk pertanian organik.
Menkeu melihat bahwa pandemi covid-19 memberi pelajaran sehingga kedepannya perekonomian Bali tak boleh hanya bergantung pada sektor pariwisata.
“Bali memiliki potensi besar dengan adanya sistem subak dan lahan untuk pertanian organik sebagai diversifikasi. Dengan berbagai upaya tersebut, UMKM tidak hanya bisa bertahan pada situasi pandemi, tapi juga bahkan bangkit kembali,” ujar Menkeu dalam acara Gebyar UMKM yang diselenggarakan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) di Ubud, Bali, Sabtu (15/1).
Dilansir dari situs Kementerian Keuangan, Menkeu mengungkapkan pemerintah memberikan berbagai bantuan yang bersumber dari APBN kepada UMKM, seperti bantuan subsidi bunga, pembiayaan Ultra Mikro (UMi), dan penjaminan pinjaman, sehingga bank berani memberikan pinjaman bagi UMKM di tengah kondisi pandemi.
“Pemerintah juga memberikan technical assistance, misalnya Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai membantu UMKM melalui unit teknis untuk menembus pasar ekspor,” kata Menkeu.
Peran UMKM, termasuk usaha ultra mikro, mencapai 64,2 juta dengan kontribusi sebesar 61,07% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, UMKM mampu menyerap 97% total tenaga kerja dan sekitar 60% dari total investasi di Indonesia. (J1)