Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hadir mendukung pendidikan anak Indonesia melalui program Kemenkeu Mengajar dan Kuliah Umum Menteri Keuangan (Menkeu) Universitas Diponegoro, di Semarang Jawa Tengah. Pada Senin (23/10), Menkeu hadir mengajar di SMA 3 Semarang dan menyampaikan kuliah umum untuk memberikan edukasi, pemahaman, wawasan serta kolaborasi aktif generasi muda dan civitas akademika di Semarang. Kolaborasi generasi muda dengan pemerintah menjadi faktor penting keberhasilan tercapainya Visi Indonesia Maju 2045.
Kemenkeu menyelenggarakan program Kemenkeu Mengajar secara serentak di sekolah seluruh Indonesia, program ini juga mencakup Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) sebanyak 307 sekolah. Relawan Kegiatan Kemenkeu Mengajar 8 (KM8) juga berasal dari pejabat dan pegawai Kementerian Keuangan, Special Mission Vehicle (SMV) dan Badan Layanan Umum (BLU) di Lingkungan Kementerian Keuangan sebanyak 6.975 relawan.
Dalam kesempatan mengajar di SMA 3 Semarang, Menkeu menyampaikan peran Kementerian Keuangan dalam mengelola keuangan negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), peran APBN dalam dunia pendidikan masa kini, pengenalan profesi yang ada di Kementerian Keuangan, serta cerita inspiratif untuk menjaga semangat belajar.
“Keuangan negara adalah uangnya negara, makanya dari mulai pendapatan, belanja yang kemudian disusun dalam bentuk anggaran dibutuhkan buat apa saja dibuat perencanaan anggarannya yang kemudian dijalankan” jelas Menkeu.
Menkeu menambahkan bahwa APBN bekerja dengan menjalankan 3 fungsi dalam ekonomi yaitu stabilisasi, alokasi, dan distribusi. APBN sebagai instrumen kebijakan fiskal diselaraskan dengan siklus perekonomian dimana ekonomi terdiri dari sisi produksi dan sisi permintaan (supply and demand).
“Jadi mengelola ekonomi kayak Menteri Keuangan, pada dasarnya harus memastikan supply dan demand berjalan secara harmonis tujuannya supaya berkelanjutan stabil tapi juga tumbuh” tutur Menkeu.
Selain itu, Kementerian Keuangan juga berkolaborasi dengan Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang menyelenggarakan Kuliah Umum dengan mengangkat tema “Kebijakan Fiskal di Tengah Konstelasi Ketidakpastian Global” yang bertempat di Gedung Prof Sudarto SH Kampus Universitas Diponegoro. Kuliah umum ini dihadiri sekitar 1.400 orang mahasiswa dari kedua universitas tersebut. Kuliah umum dimulai dengan sambutan dari Rektor Terpilih Universitas Diponegoro Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. dan Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. S Martono M.Si.
Menteri Keuangan membuka kuliah umum dengan menyampaikan tentang peran APBN sebagai instrumen yang bekerja untuk menghadapi tantangan dan capaian pembangunan ekonomi, berbagi pengalaman Indonesia bertahan dalam pandemi sampai konstelasi global, serta strategi transformasi ekonomi yang dilakukan Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Menkeu juga menyampaikan bahwa Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan, seperti guncangan global, kemiskinan, dan kesenjangan. Namun demikian, Indonesia dengan menggunakan instrumen APBN telah mampu menangani berbagai tantangan tersebut dengan relatif baik. Dalam konstelasi global, Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi kemiskinan selama pandemi COVID-19.
“Indonesia memulihkan kesehatan ekonomi keuangan menstabilkan sosial menggunakan APBN namun tidak mengorbankan APBN sebagai instrumen. Nah ini adalah perjalanan APBN kita, dari dia harus menjadi shock absorber, countercyclical, dan sekarang dia sendiri harus menjadi sehat, dan kita lihat kita memulainya dengan shock dan kemudian memulihkan atau yang disebut konsolidasi.”, tegas Menkeu
Di masa depan, Menkeu mengingatkan bahwa Indonesia masih akan menghadapi ketidakpastian global dalam mencapai cita-cita Indonesia Maju. Untuk itu, Indonesia harus menjalankan strategi transformasi ekonomi. Salah satunya, Indonesia melakukan investasi pada SDM unggul khususnya untuk generasi muda melalui anggaran pendidikan. Pada 2024, Pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp665 triliun. Arsitektur APBN 2024 didesain agar APBN kembali sehat dengan stimulus yang kuat dan risiko terkendali di tengah ketidakpastian global. Pendapatan Negara ditargetkan mencapai Rp2.802,3 Triliun dan Belanja Negara dialokasikan sebesar Rp3.325,1 Triliun dengan Defisit sebesar 2,29% terhadap PDB.
Di akhir sesi, Menkeu berpesan kepada seluruh generasi muda agar turut menjaga Indonesia. “Indonesia is about all of you. Anda semuanya lah yang merupakan Indonesia hari ini dan ke depan,” pungkas Menkeu.