Masalah yang Dihadapi Pelaporan Pajak Secara Daring (Lomba Menulis Artikel tentang Pajak)

MENGINGAT teknologi sekarang sudah sangat maju, membuat segala hal menjadi mudah di beberapa sektor.

Contohnya bisa dilihat pada sektor perpajakan. Tadinya wajib pajak harus datang ke kantor pajak untuk mengambil form, mengisinya secara manual, lalu kembali lagi untuk menyerahkan hasil pelaporan pajak mereka. Sekarang, semua orang bisa melaporkan pajak dari rumah masing-masing yang  tentunya lebih mudah dan praktis.

Read More

Saya akan menceritakan pengalaman ketika magang di kantor pelayanan pajak (KPP) pada Febuari lalu untuk membantu wajib pajak mengisi SPT Tahunan Orang Pribadi. Saya, yang saat ini berstatus mahasiswi semester 4, merasa bahwa magang di KPP merupakan sebuah pengalaman yang menarik.

Dalam benak saya, karena melihat ibu saya selalu melaporkan pajak secara daring, mungkin pekerjaannya tidak akan sulit atau yang datang ke KPP tidak akan terlalu banyak. Namun yang terjadi ternyata sebaliknya. Banyak orang yang bahkan sudah menunggu dari sebelum KPP buka dan keramaian berakhir sekitar pukul 16.00 WIB.

Artinya, orang terus berdatangan untuk meminta bantuan terkait pelaporan pajak. Faktor kurangnya pengetahuan terhadap teknologi mungkin salah satu penyebab mengapa masih banyak yang datang ke KPP untuk mengisi SPT, atau layanan kring pajak sangat sibuk disebabkan karena hal tersebut.

Saya ditugaskan untuk membantu orang-orang yang terlihat bingung saat mengisi. Jadi, satu orang harus mampu membantu lima orang. Ada seorang ibu yang mengaku bahwa tidak bisa membaca dan tidak mengerti tentang teknologi, ia pun meminta bantuan 1:1.

Ternyata masih ada banyak orang yang tidak mengerti tentang teknologi, membuat kesulitan dalam efektifitas pelaporan pajak secara daring. Masalah lain yang dihadapi adalah banyak yang lupa password dan bahkan lupa email.

Hal tersebut membuat antrian di KPP sedikit lama, karena mereka harus mengganti password. Di sisi lain, website milik Direktorat Jendral Pajak (DJP) sering sekali mengalami down saat masa pelaporan pajak, karena banyak yang menggunakan.

Baca Juga:  Pentingnya Inter-Agency Cooperation guna Meningkatkan Sistem Pengawasan di DJP (Lomba Menulis Artikel tentang Pajak)

Hal tersebut harus menjadi perhatian sendiri bagi DJP agar efektifitas untuk pelaporan meningkat. Banyak juga yang karena website-nya eror saat mengisi, akhirnya panik dan memutuskan untuk ke KPP. Padahal di KPP pun sama saja website-nya eror dan harus menunggu sedikit lama.

Atau, bahkan jika menggunakan e-filling, di tengah pengisian website bisa eror dan yang sedang mengisi harus mengulang kembali pengisian mereka dari awal. Hal itu yang menjadi keluhan utama ketika sedang mengisi secara daring dan real time.

Lalu aduan yang sering saya dengar dari para wajib pajak adalah mereka tidak paham apa yang harus mereka masukan dan semacamnya. Hal tersebut karena di website sangat minim informasi yang diberikan tentang apa yang harus mereka masukkan. Mungkin lebih baik, jika semua yang hendak melakukan pelaporan SPT secara daring diberikan panduan dalam bentuk video.

Sekalipun menggunakan panduan yang sudah ada di website DJP saat pengisian SPT (SPT dengan panduan), mereka tetap mengeluh bahwa panduan tersebut kurang jelas dan mereka butuh dibantu oleh staf yang sedang bekerja. Bahkan seorang wajib pajak berusia sekitar 50 tahun lebih, meminta untuk mengadakan pelatihan di setiap kantor atau sekolah untuk para pekerjanya.

Selain magang di DJP, saya juga pernah membantu sebuah kantor untuk mengunggah SPT yang sudah mereka kerjakan ke website DJP. Dan kembali lagi kepada masalah jika banyak yang menggunakan website tersebut akan tidak bisa digunakan dalam waktu yang lama. Selain itu, juga saat saya login NPWP atas nama Mirna, mendadak yang muncul atas nama Kharel.

Hal-hal seperti ini, yang membuat pelaporan SPT jadi terhambat karena harus menunggu beberapa lama. Saya berharap agar website DJP bisa lebih berkembang ke depannya dengan memperbaiki domain agar pelaporan SPT bisa dilakukan dengan mudah dan cepat terutama untuk e-filling-nya.

Dan juga mungkin e-filling bisa diperbaiki jadi tidak usah dilanjutkan ke halaman selanjutnya dan menjadi satu halaman dan cukup digeser ke bawah agar mereka bisa lebih mudah untuk melihat apa yang telah mereka isi sebelumnya. Dengan demikian pelaporan SPT yang diharapkan efektif dan mudah secara daring, bisa dilaksanakan ke depannya.

Baca Juga:  Peningkatan atau Penurunan (Lomba Menulis Artikel tentang Pajak)

Dari yang sudah dituliskan, saya berharap agar website DJP mampu mengalami perbaikan terus menerus demi kenyamanan bersama serta menjadikan efektifitas pelaporan pajak berjalan dengan sedemikian rupa.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *