MENTERI Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa laut bukan tempat sampah.
Hal tersebut ia ungkapkan menyusul terjadinya pencemaran limbah tes antigen yang mengotori Selat Bali.
“Kalau laut kita rusak, bagaimana? Kalau sampahnya sudah luar biasa, kemudian kualitas biota di dalamnya menurun, apa yang terjadi? Seluruh kehidupan juga ikut rusak,” tegasnya dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (2/2).
Membuang sampah di laut bertentangan dengan amanah Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen mengurangi sampah sebanyak 30% melalui 3R (reuse, reduce, dan recycle), penanganan sampah sebanyak 70% sampai 2025, serta pengurangan sampah plastik yang masuk ke laut sebanyak 70% sampai 2025.
Karena itu, menurut Trenggono, perlu tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kalau ini dibiarkan, bisa terulang. Makanya, perlu tindakan tegas. Perlu ditekankan bahwa laut bukan keranjang sampah,” sambungnya.
Diketahui, laut memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan makhluk hidup di darat. Selain sebagai sumber pangan, laut juga penghasil oksigen dan penyerap emisi karbon yang dihasilkan aktivitas manusia.
Di samping itu, laut merupakan jalur transportasi penting dalam menjawab kebutuhan logistik setiap negara, termasuk untuk jalur telekomunikasi melalui sistem kabel bawah laut.
“Sekali lagi saya tegaskan, laut itu erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Jadi, harus kita jaga,” pungkasnya.
Sebelumnya, ribuan limbah bekas alat tes antigen ditemukan berserakan di sepanjang pantai Selat Bali. Kejadian ini kali pertama direkam penumpang kapal yang tengah menyeberang ke Pulau Bali. (RLS/J1)
