KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong percepatan transformasi industri 4.0 di Indonesia, termasuk melalui pelaksanaan program kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM) kompeten. Dalam hal ini, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin terus proaktif menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri.
Contoh sinergi yang telah dilakukan oleh BPSDMI antara lain menyelenggarakan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja (In-Company Trainer) Internasional Kualifikasi Dasar Batch 2 di Makassar, Sulawesi Selatan. Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama BPSDMI Kemenperin dengan Kadin Indonesia, S4C Swisscontact, IHK Trier Jerman, GIZ, dan Ekonid.
“Program ini telah berjalan sejak tahun 2018 dengan total peserta mencapai 280 orang dari 15 batch kualifikasi dasar dan 14 batch kualifikasi master,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Selasa (23/5).
Kepala BPSDMI menyatakan, untuk menghadapi perkembangan dan tantangan global, pihaknya telah menetapkan kebijakan pengembangan SDM industri yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 1009 Tahun 2021 tentang Pengembangan Vokasi Industri Bertaraf Global Menuju Corporate University.
“Kebijakan tersebut dilihat sejalan dengan orkestrasi pemerintah dalam melakukan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022,” tuturnya.
Dalam menghasilkan SDM industri yang kompeten, lanjut Masrokhan, perlu menghadapi dua tantangan, yaitu transformasi teknologi 4.0 dan daya saing global. “Untuk itu, tenaga pengajar harus meningkatkan kompetensi 4.0-nya dan perbanyak kemitraan dengan kampus, industri, lembaga sertifikasi internasional dan perwakilan kita di luar negeri agar hal ini bisa segera terwujud,” paparnya.
Wakil Ketua Komite Tetap Vokasi Kadin Indonesia, Dasep Suryanto menyatakan bahwa kemitraan dan kolaborasi yang menguntungkan bagi semua pihak menjadi kunci penyelenggaraan program vokasi di Indonesia. “Kadin Indonesia berperan aktif dalam menyelesaikan permasalah ketenagakerjaan di Indonesia dalam kegiatan vokasi dari identifikasi kebutuhan tenaga kerja, sosialisasi Super Tax Deduction, serta monitoring pemagangan dan pelatihan pelatih tempat kerja seperti yang dilaksanakan hari ini,” ungkap Dasep.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Kemenperin Emmy Suryandari menyampaikan, Pelatihan Pelatih Tempat Kerja ini adalah bagian penting dari penyelenggaraan pendidikan sistem ganda yang selama ini dilakukan guna menciptakan SDM industri yang siap kerja dan berdaya saing global.
“Pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik pelatih tempat kerja dengan sertifikasi internasional dari Ekonid Jerman. Sehingga, pelatih tempat kerja di industri mampu menjadi pembimbing siswa/mahasiswa praktik kerja industri dengan baik, efektif, dan efisien,” jelas Emmy.
BPSDMI terus mendorong penyiapan pelatih tempat kerja yang dibekali dengan kemampuan pedagogi dan sertifikasi internasional guna memastikan penyelenggaraan praktek kerja industri atau magang yang berkualitas di perusahaan industri.
Pada tahun 2023, BPSDMI telah menyelenggarakan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja batch 1 yang dilaksanakan pada 6-12 Maret 2023 di Tangerang dan diikuti oleh 20 orang peserta dari perusahaan mitra industri unit BPSDMI.
Adapun pada batch 2 kali ini, pelatihan akan diselenggarakan selama tujuh hari, terdiri dari lima hari pelatihan dan dua hari ujian sertifikasi internasional, serta diikuti oleh 20 orang guru, dosen, dan instruktur dari mitra industri unit pendidikan vokasi Kemenperin di wilayah Sulawesi.
Ke depannya, BPSDMI berencana akan kembali membuka 3 batch pelatihan, yakni batch 3 di Bandung, batch 4 di Medan, dan batch 5 di Bandung. “Kami berharap dapat bersinergi di lingkup internal, dengan perusahaan industri, kawasan industri, maupun stakeholder lainnya seperti asosiasi industri serta pemerintah daerah dalam mencetak SDM industri yang kompeten,” pungkas Masrokhan.(RLS/J3)