Jadi Pusat Produksi Vaksin di Asia Tenggara, Erick: Bukti Nyata Kepercayaan Dunia untuk Indonesia

Jadi Pusat Produksi Vaksin di Asia Tenggara, Erick: Bukti Nyata Kepercayaan Dunia untuk Indonesia
(Sumber: Kementerian Badan Usaha Milik Negara)

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut kabar positif datang dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang memberikan sinyal menjadikan Indonesia sebagai hub atau pusat produksi vaksin covid-19 di Asia Tenggara.

Hal ini, kata Erick, tak lepas setelah Indonesia ditunjuk sebagai salah satu penerima manfaat dari transfer teknologi vaksin berbasis mRNA. Ia mengatakan sinergitas antara Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Luar Negeri menjadi kunci agar bisa mendapat kepercayaan dari WHO.

“Kolaborasi yang baik antara Menkes (Menteri Kesehatan), Menlu (Menteri Luar Negeri), dan kami, dari BUMN, yang membuat WHO memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk membuat vaksin mRNA,” ujar Erick di Jakarta, Kamis (24/2).

Erick mengatakan PT Bio Farma (Persero) menjadi perusahaan Indonesia yang akan memproduksi vaksin mRNA. Ia menyebut induk holding BUMN farmasi itu telah lama dikenal sebagai manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi Bio Farma mencapai 3,2 miliar meliputi 14 jenis yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara.

“Kepercayaan dari WHO ini hanya permulaan. Ini juga bagian dari program transformasi besar-besaran yang sedang kami lakukan di holding BUMN farmasi,” ucap Erick.

Ia menyampaikan tujuan transformasi holding farmasi, salah satunya untuk menyediakan produk dan layanan kesehatan berkualitas tinggi yang terintegrasi, terjangkau, dan fokus pada pelanggan.

Erick menambahkan Indonesia juga menetapkan sektor kesehatan sebagai salah satu fokus utama dalam penyelenggaraan Presidensi G20. Ia menilai persoalan pemerataan vaksin hingga transfer teknologi harus menjadi prioritas dalam mengatasi persoalan sektor kesehatan seperti kala pandemi terjadi.

Baginya, sektor kesehatan memiliki dampak besar dalam bidang lain, seperti ekonomi, pendidikan, dan sosial. Oleh karena itu, ucap Erick, BUMN pun menjadikan kesehatan sebagai satu bagian dalam ekosistem ekonomi, pendidikan, hingga teknologi yang sedang dibangun.

“Karena ketika kita bicara tentang kesehatan, bukan hanya kegiatan kesehatan semata, melainkan juga ekonomi, pendidikan, dan sosial,” lanjut Erick.

Baca Juga:  Dorong UKM Giat Ekspor, Kemendag Gandeng LPEI dan Asei

Sebelumnya, WHO berencana mendirikan pusat pelatihan untuk melatih negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam memproduksi vaksin mRNA.

“Hal tersebut bertujuan memupus kesenjangan lokasi produksi yang selama ini terpusat di negara-negara berpendapatan tinggi,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (RLS/J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *