Ini 3 Strategi Penanganan Krisis Kesehatan Global Masa Depan di Pertemuan G20

Ini 3 Strategi Penanganan Krisis Kesehatan Global Masa Depan di Pertemuan G20
(Sumber: Kementerian Keuangan)

PANDEMI covid-19 telah berlangsung sekitar 2 tahun. Dengan berkaca dari kondisi ini, penanganan krisis kesehatan yang berdampak ke ekonomi dan sifatnya sistemis masih dilakukan secara soliter oleh tiap-tiap negara.

Selain itu, fasilitas serta akses terhadap vaksin dan alat-alat kesehatan juga masih belum merata. Hal ini tentu menjadi kendala dalam penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi secara global.

“Ini adalah sebuah tantangan baru yang berkembang dengan proses pemulihan ekonomi yang tidak merata. Tidak meratanya karena masalah pandemi dan vaksinasi, juga memang ada negara yang masih tertinggal dalam memulihkan ekonominya. Oleh karena itu, semangat kooperasi atau kerja sama ini menjadi sangat penting,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers penutupan pertemuan pertama Finance Minister and Central Bank Governor (FMCBG) G20 di Jakarta.

Salah satu pelajaran penting yang didapat dari pandemi covid-19 ialah bahwa saat ini arsitektur kesehatan global lambat dalam meresponsnya dan tidak siap untuk mencegah keadaan darurat kesehatan masyarakat di masa depan. Untuk itu, arsitektur kesehatan global menjadi salah satu agenda prioritas pada Presidensi G20 Indonesia yang bertemakan Recover Together, Recover Stronger.

Dilansir dari situs Kementerian Keuangan, Rabu (2/3), prioritas kedua yang diusung Indonesia dalam Presidensi G20 2022 ialah standardisasi protokol kesehatan global untuk seluruh negara di dunia. Hal itu bertujuan agar terdapat keseragaman di seluruh dunia terkait dengan aturan PCR, karantina, dan protokol kesehatan lainnya.

“Harmonisasi standar protokol kesehatan global untuk membuka mobilitas antarnegara. Meskipun menimbulkan risiko, harmonisasi pedoman kesehatan dibutuhkan sejalan dengan konektivitas sistem kesehatan untuk perjalanan internasional,” ujarnya.

Selain itu, respons pandemi atau pandemic prevention, preparedness, and response (pandemic PPR) juga menjadi fokus. Ini merupakan strategi ketiga yang perlu dilakukan, mengembangkan pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi. Dengan begitu, melalui upaya tersebut, seluruh negara akan memiliki kemampuan sama dalam menghadapi kemungkinan pandemi yang akan datang.

Baca Juga:  Resmikan Hunian Milenial, Presiden: Harus Kita Bangun Sebanyak-Banyaknya

“Ini akan terdiri dari ekspansi manufaktur global untuk vaksin, therapeutic, dan diagnostik untuk negara berkembang sejalan dengan sharing knowledge untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi selama krisis,” jelas Sri. (J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.

2 comments

  1. Pingback: Web Hosting