Indonesia terus berkembang menjadi salah satu negara potensial di bidang ekonomi digital. Dengan pemanfaatan yang masif, kontribusinya terhadap perekonomian nasional pun tidak sedikit.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga di hadapan para mahasiswa baru Universitas Pelita Harapan dalam kegiatan College Talks UPHFestival 2024 di Tangerang, Banten, Kamis (15/8).
“Dalam lima tahun terakhir, ekonomi digital di Indonesia menunjukkan potensi yang besar dalam kontribusinya bagi perekonomian. Indonesia merupakan kontributor terbesar ekonomi digital Asia Tenggara,” terang Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry melanjutkan, pada 2023, hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan, nilai Gross Merchandise Value(GMV) ekonomi digital Indonesia tercatat mencapai USD 82 miliar atau 40 persen dari nilainya di ASEAN. Sektor niaga elektronik/niaga-el (e-commerce) masih menjadi penyumbang terbesar.
“Nilai transaksi sektor ini terproyeksi tumbuh 15 persen, dari USD 62 miliar pada 2023 menjadi USD 82 miliar pada 2025. Sedangkan, nilai ekonomi layanan pembayaran digital pada 2023 mencapai USD 313 miliar atau tumbuh 10 persen dibandingkan pada 2022 dan terproyeksi tumbuh 15 persen di angka USD 417 miliar pada 2025,” urai Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry menambahkan, saat ini digitalisasi menjadi tren global yang sangat signifikan dan menjadi salah satu kekuatan utama dalam membentuk masa depan sektor ekonomi digital. Memasuki era digital, pemerintah akan terus mendorong penggunaan teknologi di setiap sektor dengan tepat, efektif, dan optimal.
“Kementerian Perdagangan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik kementerian/lembaga terkait maupun pelaku niaga-el untuk mendorong peningkatan literasi pemanfaatan kecerdasan artifisial di sektor perdagangan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pemanfaatannya,” jelasWamendag Jerry.
Dalam kesempatan ini, Wamendag Jerry juga menegaskan, generasi muda harus memiliki kesadaran akan kondisi dunia saat ini. Mereka harus memahami peluang serta tantangan global dan nasional. Menurutnya, peluang dan tantangan yang dihadapi saat ini antara lain isu ekonomi hijau dan perdagangan berkelanjutan serta peningkatan kontribusi perdagangan digital.
Dalam menghadapi tantangan dan peluang tersebut, generasi muda harus memiliki keahlian digital yang diperlukan untuk mendukung kontribusinya Indonesia yang terus bertambah dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Bahkan, pada 2030 diproyeksikan akan mencapai 23 persen dari total PDB Indonesia.
“Generasi muda harus memahami perkembangan kondisi global dan nasional. Generasi muda adalah para pemimpin masadepan yang akan membawa perubahan positif,” pungkasnya.