JEMBATAN Citatang sebagai akses penghubung jalan kabupaten di Kampung Cigombong, Desa Padasuka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, amblas karena tergerus deras aliran sungai yang mengalir di bawahnya. Peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (17/2) pukul 15.50 WIB.
Berdasarkan laporan visual dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, terpantau fondasi penyangga jembatan mengalami kerusakan dan sebagian lenyap karena tergerus derasnya aliran sungai yang bercampur lumpur. Kendati tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa, akses mobilitas masyarakat menjadi terganggu.
Sebagai respons cepat dari persitiwa tersebut, BPBD Kabupaten Cianjur telah melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk pemerintah desa setempat.
“BPBD Kabupaten Cianjur dibantu warga setempat bergotong royong membuat jembatan darurat dari bambu sebagai penghubung akses sementara,” jelas Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang menyatakan bahwa Kabupaten Cianjur berpotensi mengalami hujan dan dapat disertai petir serta angin kencang antara siang hingga malam hari, terhitung sejak Jumat (18/2) sampai Sabtu (19/2). Selain Kabupaten Cianjur, BMKG juga menyebutkan wilayah lain di Provinsi Jawa Barat yang juga berpotensi mengalami kondisi serupa.
Adapun rincian wilayah tersebut, menurut BMKG, meliputi Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten dan Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, serta Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Sumedang.
Dalam menyikapi adanya informasi peringatan dini dan prakiraan cuaca dari BMKG, BNPB mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan di setiap wilayah tersebut agar mengabil upaya mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
“Beberapa upaya, seperti pemangkasan ranting dan cabang pohon yang berada di dekat permukiman warga agar dilakukan, termasuk susur sungai dan tanggul, normalisasi daerah aliran sungai (DAS) maupun selokan, serta pembersihan lingkungan permukiman secara rutin,” imbuhnya. (RLS/J1)