Hari Kedelapan Pencarian, Total Korban Meninggal akibat Awan Panas Guguran Berjumlah 46 Jiwa

Hari Kedelapan Pencarian, Total Korban Meninggal akibat Awan Panas Guguran Berjumlah 46 Jiwa
Pantauan udara lokasi terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. (Sumber: Bidang Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Pusdatinkom BNPB)

TIM Pencarian dan Pertolongan (SAR) yang berada di bawah koordinasi Basarnas memfokuskan pencarian di 3 sektor. Korban meninggal dunia per Sabtu (11/12) pukul 18.00 WIB berjumlah 46 jiwa.

Diketahui, tim SAR dari personel Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan warga ini terbagi ke dalam 4 grup. Tiga grup memfokuskan pada pencarian di 3 sektor, sedangkan satu lainnya bersiaga untuk evakuasi dan membantu pendataan warga terdampak bencana.

Adapun grup pertama melakukan pencarian di Dusun Kajar Kuning dan Curah Kobokan, grup kedua di daerah tambang Pasir H Satuhan, serta grup ketiga di Dusun Kebondeli dan Kampung Renteng.

Kondisi cuaca hujan terkadang menghambat proses pencarian korban hilang. Basarnas menekankan pada keamanan dan keselamatan responder yang bekerja di lapangan. Sebelum para responder melakukan operasi di lapangan, terlebih dahulu mendapatkan briefing keamanan dan keselamatan.

“Untuk dampak korban jiwa, 9 jiwa masih dinyatakan hilang, sedangkan luka berat 18 jiwa dan luka ringan 11 jiwa,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Sementara itu, pendataan warga yang mengungsi pada Sabtu (11/12) berjumlah 9.118 jiwa. Proses pendataan penyintas masih terus dimutakhirkan setiap harinya. Dari total angka tersebut, jumlah penyintas laki-laki 4.435 jiwa dan perempuan 4.683 jiwa. Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan para relawan membantu untuk penguatan pendataan di lapangan sehingga data terpilah, khususnya kelompok rentan, dapat terdata dengan lebih baik.

Para penyintas tersebar di 115 titik pos pengungsian, di antaranya terpusat di 18 titik di 3 kecamatan, yaitu Pasirian 6 titik (2.081 jiwa), Candipuro 8 titik (3.538 jiwa), dan Pronojiwo 4 titik (1.056 jiwa).

Sebanyak 94 titik lain tersebar di Kabupaten Lumajang, di antaranya Sukodono 10 titik (334 jiwa), Sumbersuko 8 titik (312 jiwa), Lumajang 12 titik (380 jiwa), Yosowilangun 4 titik (70 jiwa), Pasrujambe 2 titik (197 jiwa), Randuagung 9 titik (52 jiwa), Senduro 7 titik (131 jiwa), Tekung 4 titik (68 jiwa), Jatiroto 4 titik (90 jiwa), Kunir 5 titik (171 jiwa), Klakah 7 titik (55 jiwa), Kedungjajang 9 titik (61 jiwa), Gucialit 2 titik (15 jiwa), Tempusari 1 titik (21 jiwa), Padang 4 titik (205 jiwa), Ranuyoso 1 titik (31 jiwa), dan Rowokangkung 5 titik (60 jiwa). Sementara itu, warga mengungsi di luar Lumajang berada di Kabupaten Malang 2 titik (179 jiwa) dan Probolinggo 1 titik (11 jiwa).

Baca Juga:  Polri Sebut Helikopter P-1103 Jatuh akibat Cuaca

Dalam upaya penanganan darurat ini, pemerintah daerah mengaktivasi pos komando (posko) yang berlokasi di Kecamatan Pasirian. Posko Penanganan Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Erupsi Gunung Semeru didukung dua Pos Sub Satgas I (Lumajang) yang berada di Desa Candipuro, Kecamatan Candipuro, dan Pos Sub Satgas II (Malang) di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo. Masih di bawah kendali Posko, pos logistik bantuan dipusatkan di Pendopo Bupati Lumajang, sedangkan Pos Pendukung Lapangan berada di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.

Selain pada operasi pencarian dan pertolongan, posko juga mengutamakan pelayanan kepada warga terdampak serta pemulihan sarana dan prasarana yang terkna abu vulkanik. Pada upaya pelayanan warga, posko utama tanggap darurat di Lumajang membuka pusat layanan atau call center di nomor 081234570077 sehingga ini diharapkan dapat membantu warga yang membutuhkan dukungan pelayanan selama masa tanggap darurat hingga 17 Desember 2021. (RLS/J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *