KH Taj Yasin Maimoen atau yang lebih akrab disapa dengan Gus Yasin mengatakan santri harus jadi penyeimbang. Jika ada pihak yang keras dalam hal amr ma’ruf nahi munkar, santri harus berada di tengah-tengah karena semua ada kebaikannya.
Gus Yasin yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah mengatakan hal tersebut saat memberikan wejangan kepada Gabungan Santri Sarang Seluruh Lampung (Gasella), alumni Ponpes Sarang Rembang. Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula bawah Gedung B Kompleks Pondok Pesantren Al Hikmah, Kedaton, Bandar Lampung, Selasa malam (21/12).
Sebelum memberikan wejangan, Gus Yasin terlebih dahulu memimpin pembacaan Yasin Fadilah yang diikuti seluruh peserta Gasella dan para santri Al Hikmah.
Dalam wejangannya, Gus Yasin banyak menceritakan keteladanan Mbah Maemoen Zubair semasa hidupnya, baik yang berkaitan dengan negara, politik, agama, maupun pesantren.
“Mbah Moen itu pernah menjadi anggota DPR, anggota MPR, bahkan juga kepala pasar. Semua itu merupakan bentuk cinta kepada negaranya,” ujar Gus Yasin.
Menurut Gus Yasin, Mbah Moen pernah ditanya Kiai Bisri Syansuri mengapa beliau menjadi anggota dewan. Mbah Moen menjawab dengan gampang; yang penting jangan menjadi kiai tamak.
Mbah Moen juga pernah berseberangan dengan tokoh-tokoh NU dan politik lainnya, tapi tetap dimaknai sebagai dinamika kehidupan yang tidak perlu memecah belah bangsa.
“Meskipun Mbah Moen berseberangan dengan Gus Dur, ia selalu biasa saja, bahkan setiap tahun datang ke haulnya,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Selain berkisah tentang Mbah Moen, Gus Yasin juga mencontohkan sikap sahabat yang pernah memusuhi Nabi. Abu Lahab yang tidak mau mendobrak rumah Nabi Muhammad SAW karena khawatir jika rambut putri-putri Rasul terlihat oleh laki-laki. Kemudian, Abu Sofyan yang tidak mau berbohong dengan Raja Rumania tentang sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang mulia.
Meskipun Abu Sofyan berseberangan dengan Nabi, ia tetap memuji keteladanan Baginda di hadapan Raja Rumania.
“Itulah kenapa kita harus menjadi penyeimbang. Jika ada yang keras dalam hal amr ma’ruf nahi munkar, kita harus berada di tengah karena semua ada kebaikannya,” pungkas Gus Yasin. (RLS/J1)