SEBANYAK 137 peserta dari Indonesia dan berbagai negara yang tergabung dalam Bali Democracy Student Conference (BDSC) V merumuskan draf Report of the 5th BDSC yang berisi pernyataan bersama dan solusi konkret pemuda dan pemudi mengenai pemulihan ekonomi dan inklusivitas sosial, Selasa (9/11).
Dokumen tersebut akan dibacakan perwakilan peserta di hadapan para pemimpin dunia dalam Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 pada 9 Desember 2021.
Dalam aspek pemulihan ekonomi, peserta menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menanggulangi korupsi, menurunkan ketimpangan pendapatan, dan memulihkan serta menggerakkan pariwisata dengan cara-cara baru.
Sementara itu, dalam aspek inklusivitas sosial, peserta menggarisbawahi pentingnya akses terhadap edukasi, kesetaraan gender, dan upaya menurunkan kemiskinan.
Lebih lanjut, keikutsertaan para peserta dalam menjawab tantangan sosial dan ekonomi merupakan salah satu perwujudan demokrasi.
Dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri, BDSC V secara resmi dibuka Direktur Kerja Sama Teknik Maria Renata Hutagalung dan dilanjutkan keynote speech oleh Wafa Taftazani, tech executive, entrepreneur, dan investor dari kalangan pemuda pada Jumat (9/11).
Dengan mengusung tema Forging the Role of Youth in Democracy: Towards Social Inclusivity and Sustainable Economic Recovery, BDSC V terdiri atas dua diskusi dengan kategori berbeda yang berjalan secara paralel, yakni Towards Sustainable Economic Recovery dan From Social Injustice to Social Inclusivity. Enam peserta dari Indonesia, Malaysia, dan Spanyol terpilih menjadi panelis untuk memantik diskusi dalam dua sesi tersebut.
Dampak pandemi terhadap demokrasi, seperti meningkatnya kesenjangan pendapatan dan kemiskinan, kesenjangan digital dan akses pada pendidikan, serta ketidaksetaraan gender menjadi bahasan penting para peserta.
Selain itu, mereka juga memandang penting transformasi dan pemberdayaan ekonomi, penanganan korupsi dan transparansi, serta penguatan akses pada pendidikan dan kesempatan kerja.
Dalam lima tahun penyelenggaraan, BDSC telah berhasil memfasilitasi dialog dan pertukaran pengalaman antargenerasi muda dalam mengelola keberagaman perspektif dalam lingkup demokrasi. (J1)