SEBANYAK 3.900 warga Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan, terpaksa harus mengungsi setelah terdampak gempa bumi M 7,4 dan rangkaian gempa susulan yang terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (14/12).
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar per Rabu (15/12), dari keseluruhan warga yang mengungsi, terbagi di 17 titik pengungsian. Adapun rinciannya meliputi 6 lokasi di Mintu’u sebanyak 2.200 jiwa, 1 titik di Puncak Majapahit dengan jumlah 250 jiwa, 1 lokasi di Langundi 50 jiwa, 6 lokasi di Lambego sebanyak 900 jiwa, 3 titik di Lawaru sebanyak 500 jiwa, dan 30 titik di Pasimarannu dengan jumlah pengungsi yang sampai saat ini masih dalam pendataan.
“Jumlah warga yang mengalami luka akibat terkena reruntuhan bangunan yang terdampak gempa bumi sebanyak 11 orang. Adapun 10 orang mengalami luka ringan, sedangkan 1 orang luka berat. Seluruh warga yang mengalami luka tersebut telah mendapat perawatan yang intensif,” ucap Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Lebih lanjut, BPBD Kabupaten Sikka melaporkan bahwa jumlah warga yang mengungsi telah berkurang dan hingga saat ini menjadi 226 jiwa. Para warga itu terdata masih mengungsi di rumah jabatan Bupati Kabupaten Sikka. Sementara itu, yang sebelumnya mengungsi di Kantor DPRD Kabupaten Sikka dan Gedung COSIQ, telah kembali ke tempat tinggal masing-masing.
Gempa bumi M 7,4 telah dirasakan dan berdampak pada 9 kabupaten di Provinsi NTT, 3 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, dan 6 kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun rincian kabupaten meliputi Flores Timur, Sikka, Lembata, Manggarai, Nagekeo, Sabu Raijua, Manggarai Barat, Ende, dan Ngada di Provinsi NTT.
Kemudian, Kepulauan Selayar, Bulukumba, dan Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya, Muna, Buton, Buton Utara, Baubau, Buton Selatan, dan Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga sejauh ini telah mencatat adanya gempa bumi susulan (aftershock) hingga sebanyak 373 kali. Dari keseluruhan gempa bumi susulan itu, BMKG mencatat sedikitnya ada 5 gempa bumi yang memiliki magnitudo di atas 5, yakni M 5,6 pada pukul 10.41 WIB, M 5,5 pada pukul 10.47 WIB, M 5,0 pada pukul 12.46, M 5,4 pada pukul 15.31 WIB, dan M 5,2 pada pukul 15.57 WIB.
“Kepada masyarakat, khususnya yang berada di wilayah terdampak, agar tidak panik, tapi tetap waspada,” ujarnya.
Masyarakat juga diminta untuk melihat kondisi rumah masing-masing. Apabila kemudian terdapat kerusakan, seperti dinding retak terbuka, plafon atap bergeser, dan tiang rumah rusak, sebaiknya tidak tinggal di rumah sementara waktu dan dapat mengungsi ke rumah kerabat, saudara, atau tempat evaluasi sementara yang disediakan instansi dan otoritas setempat.
Tak lupa, masyarakat diimbau untuk tidak percaya dengan informasi yang tidak benar (hoaks) yang bersumber dari pihak tidak bertanggung jawab. (RLS/J1)