MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global masih sangat rapuh yang dipengaruhi komplikasi kenaikan harga karena adanya supply disruption dan komoditas. Karena itu, hal tersebut akan menimbulkan dinamika global yang harus terus diwaspadai.
Hal itu ia sampaikan dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (APBN Kita), Kamis (25/11), secara virtual.
“APBN kita masih bekerja luar biasa keras, tapi pemulihan ekonomi telah menopang konsolidasi dan pemulihan APBN juga. Jadi, APBN memulihkan ekonomi. Pemulihan ekonomi memulihkan kesehatan APBN. Inilah yang kita ingin terus jaga hubungan antara ekonomi dan APBN secara positif, yaitu pemulihan berjalan terus sehingga kesehatan APBN juga bisa berjalan terus,” terang Menkeu.
Dilansir dari situs Kementerian Keuangan, indikator konsumsi dan produksi terkini menunjukkan penguatan yang solid seiring pengendalian pandemi covid-19 yang membaik di Indonesia. Optimisme konsumen terus menguat tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 113,4 atau tumbuh 43,5% karena dipengaruhi membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat.
Selain itu, indeks penjualan ritel juga diperkirakan membaik pada Oktober, sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. Sementara itu, indeks nilai belanja mandiri pada akhir Oktober tercatat sebesar 115,2 atau menguat 15% di atas level prapandemi.
Pada sisi produksi, PMI manufaktur Indonesia di Oktober 2021 kembali mencatatkan rekor, sebesar 57,2. Impor bahan baku dan barang modal yang tumbuh sangat tinggi sebesar 55,8% dan 29,4% menunjukkan adanya aktivitas produksi domestik yang terjaga. Kemudian, pertumbuhan konsumsi listrik secara year on year juga tetap menunjukkan level positif pada Oktober, utamanya di sektor bisnis dan industri.
“Kita harus menjaga agar mobilitas masyarakat kita yang mulai baik, PMI yang membaik, dan konsumen confidence-nya membaik ini tidak disertai kenaikan covid sehingga kita tetap bisa menjaga pemulihan ini,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia berharap di kuartal keempat, APBN bisa dilaksanakan secara optimal, terutama dari sisi belanja, baik itu Kementerian/Lembaga maupun pemerintah daerah, yang masih sangat besar. Ia pun mendorong agar belanja negara dapat dieksekusi dengan optimal pada bulan-bulan terakhir ini.
“Kita berharap seluruh pemerintahan fokus untuk mengeksekusi belanja ini sambil tetap menjaga tata kelola, sambil menjaga agar tidak dikorupsi, sambil tetap dijaga dari sisi akuntabilitasnya sehingga seluruh belanja negara betul-betul bisa dirasakan masyarakat dan bermanfaat bagi pemulihan ekonomi,” tegasnya. (J1)