PT PLN (Persero) menyiapkan 36 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap atau photovoltaic rooftop di Bali dengan total kapasitas 869 kilowattpeak (kWp). Keberadaan infrastruktur ini untuk mendukung gelaran KTT G20.
Dalam kunjungan kerja memantau kesiapan pelaksanaan KTT G20, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dukungan PLN sangat penting dalam penyelenggaraan tersebut. Selain PLTS atap, PLN diharapkan dapat menyiapkan showcase PLTS apung yang berlokasi di Muara Tukad Badung dengan kapasitas minimal 1 MWp agar masyarakat Bali dan juga dunia dapat menyaksikan secara langsung transisi energi Indonesia menuju era energi baru terbarukan (EBT).
“Saya pesan ke PLN untuk turut andil mendukung pembangunan panel surya yang mampu memudahkan kegiatan proses penyemaian bibit mangrove, dari pompa air laut hingga penyiraman dan pengaliran air laut,” tutur Luhut dalam rilisnya, Rabu (2/3).
Dilansir dari situs Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Direktur Bisnis Regional Jawa Madura dan Bali PLN Haryanto WS memastikan kesiapan PLN mempercepat pembangunan berbagai infrastruktur pendukung, khususnya yang berbasis EBT.
Lebih lanjut, Haryanto menjelaskan terdapat 3 konsentrasi utama PLN dalam menyiapkan pasokan listrik untuk pelaksanaan KTT G20 saat ini, salah satunya pemasangan photovoltaic pada 35 atap gedung milik PLN dan 1 bangunan milik PT Indonesia Power. Pembangunannya ditargetkan bakal rampung pada Juli 2022.
“Kami saat ini sedang menyiapkan atap pada gedung-gedung milik PLN terpasang photovoltaic, teknologi yang mampu mengonversi radiasi matahari atau energi cahaya menjadi energi listrik, sehingga mampu meningkatkan penggunaan EBT yang mendukung transisi energi sebagai isu utama yang diusung dalam KTT G20,” terang Haryanto.
Berikutnya, pembangunan PLTS Hybrid di Nusa Penida. Peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ini telah dilakukan pada Jumat (18/2) dan akan mampu menyumbang pasokan listrik dengan kapasitas sebesar 3,5 MW.
“Penambahan pembangkit ini menjadi langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan kebutuhan listrik yang diperkirakan naik sebesar 20% jelang KTT G20,” ungkapnya.
Fokus ketiga ialah pembangunan 60 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging dan 21 SPKLU Fast Charging di beberapa lokasi strategis tersebar serta 150 home charging. Infrastruktur tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik pengisian daya mobil-mobil listrik yang akan digunakan delegasi G20. Pembangunan fasilitas tersebut ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2022.
“Setelah dilakukan pemetaan, terdapat sekitar 656 unit mobil listrik yang akan digunakan selama kegiatan KTT G20 nanti sehingga PLN menyiapkan SPKLU yang akan ditempatkan di lokasi-lokasi strategis,” ucapnya. (J1)