Cegah Lonjakan saat Ramadan dan Idul Fitri, Pemerintah Percepat Vaksinasi Lengkap

Cegah Lonjakan saat Ramadan dan Idul Fitri, Pemerintah Percepat Vaksinasi Lengkap
(Sumber: Kementerian Koordianator Bidang Kemaritiman dan Investasi)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Pulau Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus mengakselerasi vaksinasi lengkap dan booster, terlebih untuk lanjut usia (lansia). Langkah akselerasi vaksinasi dosis lengkap dan booster diperlukan demi mendukung jalannya kegiatan selama Ramadan dan Idul Fitri.

“Kita berharap agar aktivitas ibadah umat muslim selama Ramadan dan Idul Fitri nanti dapat berjalan maksimal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sehingga tidak terjadi lonjakan kasus,” pungkas Menko Luhut dalam keterangan pers PPKM yang dilaksanakan secara virtual, Senin (14/3).

Ia menjelaskan bahwa vaksinasi perlu dikejar supaya tidak terjadi lonjakan jumlah rawat inap dan tingkat kematian saat Ramadan dan Idul Fitri nanti.

“Vaksinasi perlu dikejar, terutama agar nanti pada Ramadan dan Lebaran, tidak terjadi lonjakan jumlah rawat inap rumah sakit dan tingkat kematian,” ujarnya dalam kesempatan tersebut.

Ia melanjutkan, pada Senin (14/3), jumlah kasus berada di bawah 10 ribu, sedangkan total kesembuhan mencapai lebih dari 39 ribu.

Meskipun jumlah kasus terus membaik, vaksinasi menjadi upaya mitigasi untuk memberikan perlindungan yang lebih baik dalam menghadapi lonjakan mobilitas selama bulan suci umat Islam tersebut.

Sepakat dengan Menko Luhut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, bila masyarakat Indonesia disiplin vaksinasi lengkap dan booster serta menerapkan protokol kesehatan yang baik, diharapkan keputusan dan kebijakan yang diambil selama Ramadan dan Idul Fitri juga jadi lebih menyenangkan untuk masyarakat.

Dalam melihat tren kasus harian yang ada menurun, keterisian tempat tidur di rumah sakit yang sedikit, tingkat kematian rendah, dan perbaikan yang signifikan, jangan sampai membuat kita lengah. Luhut berpesan agar kita terus berhati-hati dalam melakukan berbagai pelonggaran, terutama melihat kembali naiknya kasus di negara Eropa seiring pelonggaran protokol kesehatan dan penyebaran subvarian Omicron BA2.

“Meskipun di sana tingkat rawat inap rumah sakit masih terkendali, perlu diingat bila dibandingkan dengan negara lain yang telah melakukan transisi menuju endemi, tingkat vaksinasi dosis lengkap dan booster Indonesia masih tertinggal,” bebernya.

Baca Juga:  Satgas Covid-19 Terbitkan Kebijakan Baru Jelang Mudik Lebaran 2022

Adapun beberapa daerah yang vaksinasinya cukup tertinggal, yaitu Jawa Tengah, Papua, dan Papua Barat.

Sebagai informasi, menurut paparan Menkes Budi, varian Delta memiliki kemungkinan kematian 4 kali lebih besar daripada Omicron. Belajar dari kasus yang terjadi di Hongkong, di sana tingkat kematian covid-19 sedang tinggi. Setelah diteliti, penyebabnya ialah karena tingkat vaksinasi lansia yang masih rendah, baru 26% untuk vaksinasi lengkap.

“Memang solusinya itu vaksinasi, terutama bagi lansia yang merupakan segmen populasi rawan. Segerakan vaksinasi milimal 2 dosis untuk lansia. Kalau bisa, sampai 3 dosis,” ucapnya.

Ia berharap tingkat vaksinasi lengkap dan booter di Indonesia yang sesuai target akan mempercepat transisi ke endemi.

“Harapannya, kalau tingkat vaksinasi lengkap dan booster di Indonesia sudah sesuai target, kita akan mulai melakukan transisi ke endemi,” ungkapnya.

Tentunya, pertimbangan ini sudah dilakukan kajian oleh para pakar, akademisi, dan pihak terkait. Mengutip data dari Our World in Data per 12 Maret 2022, di Indonesia, jumlah jiwa divaksinasi lengkap per 100 orang baru mencapai 54,56%. Sementara itu, untuk dosis ketiga, per 100 orang baru 5,28 %. Hal tersebut menunjukkan perbedaan dengan Malaysia yang sudah mencapai 78,63% dan 46,56%, juga Saudi Arabia yang sudah lebih dari 67,81% dan 28,03%.

Menko Luhut meminta agar semua masyarakat yang sudah dapat melakukan vaksin ketiga untuk segera divaksin.

“Selama enggak ada komorbid, enggak usah pilih-pilih vaksin. Hal lain yang perlu saya sampaikan, penggunaan masker dan penerapan protokol kesehatan harus tetap kita lakukan,” tegasnya.

Menkes Budi juga mengungkapkan bahwa seluruh vaksin covid-19 yang tersedia di Indonesia sudah lulus efikasi dan lolos uji.

Sementara itu, karena sebentar lagi Indonesia akan mengadakan MotoGP, juga dibahas mengenai kesiapan wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). NTB dinilai sudah cukup unggul dalam hal vaksinasi. Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) sekaligus Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Pulau Jawa dan Bali Airlangga Hartarto. Di sana vaksin dosis pertama sudah 93%, kedua 75,1%, dan ketiga 4,5%.

Baca Juga:  Sebanyak 340 Jiwa Terdampak, Banjir Kabupaten Banyuasin Berangsur Surut

“NTB telah siap untuk mengadakan MotoGP akhir pekan ini,” sebut Menko Airlangga. (RLS/J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *