Banjir Bandang Kabupaten Sumbawa Sebabkan 688 Rumah Rusak Ringan hingga Berat

Banjir Bandang Kabupaten Sumbawa Sebabkan 688 Rumah Rusak Ringan hingga Berat
Banjir bandang menerjang Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Senin (14/2), pukul 16.30 waktu setempat atau Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kejadian ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut yang menyebabkan meluapnya air sungai di Kecamatan Alas. (Sumber: BNPB/BPBD Kabupaten Sumbawa)

BANJIR bandang menerjang Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (14/2), pukul 16.30 waktu setempat atau Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kejadian ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut yang menyebabkan meluapnya air sungai di Kecamatan Alas. BPBD setempat mencatat tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini.

Laporan yang diterima Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (16/2), banjir sebelumnya berdampak di 9 desa yang berada di 3 kecamatan dengan rincian Dusun Stowe Berang, Dusun Luar, dan Dusun Bater di Desa Luar; Dusun Penua, Dusun Tal, Dusun Brang Bage, dan Dusun Otak Desa di Desa Juranalas; Dusun Dalam di Desa Dalam; Dusun Pok dan Dusun Krato di Desa Kalimango; Dusun Marente Beru di Desa Marente, Dusun Jotang di Desa Baru, Dusun Galung di Desa Labuhan Alas Kecamatan Alas. Selanjutnya, Dusun Gontar II dan Dusun Setober di Desa Gontar Kecamatan Alas Barat serta Desa Buin Baru di Kecamatan Buer.

Banjir bandang tersebut juga menyebabkan 671 rumah rusak ringan, 2 sedang, 15 berat; 3  jembatan putus; 5 ekor sapi hilang; 3 bronjong atau dinding penahan tanah rusak berat; 6 beruga hanyut di taman wisata Marente; 40 meter pipa induk PDAM dan 50 meter pipa air hanyut; serta sekitar 1.000 m2 lahan pertanian dan perkebunan mengalami longsor.

Dalam merespons kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan koordinasi dengan pihak desa maupun kecamatan untuk pendataan. Selain itu, BPBD setempat juga telah mendirikan dapur umum serta memberikan bantuan logistik kepada masyarakat yang terdampak.

“Selama penanganan darurat berlangsung, personel TNI, Polri, dinas terkait, serta relawan turut membantu dalam memastikan keselamatan warga,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Menurut monitoring prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah NTB pada Kamis (17/2) dan Jumat (18/2) masih berpeluang hujan lebat yang disertai kilat atau petir serta angin kencang. Kajian tingkat risiko bencana banjir bandang inaRISK BNPB wilayah NTB merupakan kategori sedang hingga tinggi.

Baca Juga:  Gempa M 5,8 Mamuju Tak Berpotensi Tsunami, Warga Diharapkan Tidak Panik

Berdasarkan hasil monitoring prakiraan cuaca BMKG dan analisis kajian risiko bencana banjir bandang inaRISK BNPB, diharapkan pemangku kebijakan di Kabupaten Sumbawa dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta mengambil langkah upaya mitigasi dari potensi bencana hidrometeorologi yang dapat dipicu oleh faktor cuaca, khususnya masyarakat yang berada di lokasi sepanjang daerah aliran sungai.

“Jika hujan lebat terjadi menerus lebih dari 1 jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter, diharapkan masyarakat di kawasan lereng tebing dan sepanjang aliran sungai bisa evakuasi sementara untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan,” imbaunya. (RLS/J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *