Angka Konfirmasi Kasus Melebihi Delta, BOR Masih Rendah

Angka Konfirmasi Kasus Melebihi Delta, BOR Masih Rendah
(Sumber: Kementerian Kesehatan)

ANGKA pasien yang dirawat di rumah sakit berada di posisi 33%. Rumah sakit masih cukup memadai untuk merawat pasien covid-19 di fase Omicron ini. Bahkan, per Rabu (16/2), jumlah total tempat tidur perawatan dan intensif covid-19 ditambah dari 88.485 menjadi 91.018. Meski kasus konfirmasi harian sudah melebihi puncak Delta di posisi 57.049 dan di beberapa daerah sudah melebihi kasus konfirmasi harian pada gelombang Delta 2021, pasien yang dirawat di rumah sakit masih bisa terkendali.

Sejauh ini tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit untuk pasien masih memadai. Belum ada daerah dengan tempat tidur dan perawatan intensifnya di angka 60% di Indonesia. DKI Jakarta, sejauh ini, dari 15.313 tempat tidur isolasi yang disediakan, baru terisi 54,9%. Begitu juga dengan tempat tidur ICU yang tersedia 921, baru terisi 44,1%. Berbeda halnya dengan kondisi Delta, DKI Jakarta merawat pasien covid-19 sebanyak 18.824 di masa puncak gelombang Delta.

”Perlu kami imbau dengan tegas kembali pasien dengan tanpa gejala (OTG) dan ringan hendaknya dirawat secara isolasi mandiri (isoman) atau isolasi terpusat (isotar) yang disediakan pemerintah. Mari kita bantu saudara-saudara yang lebih membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit karena memiliki gejala sedang, berat, kritis, dan komorbid,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan resmi, Rabu (16/2).

Berdasarkan catatan hingga 13 Februari, pasien OTG dan ringan yang dirawat di rumah sakit yang sebagian besar tidak perlu terapi oksigen masih mendominasi. Dari 20.920 pasien dirawat di rumah sakit per 13 Februari 2022, 4.037 di antaranya OTG dan 9.664 bergejala ringan. Artinya, 65,49% dari pasien bisa isoman di rumah atau isoter di tempat yang disediakan pemerintah selain di rumah sakit.

”Layanan telemedisin dan pengantaran obat bagi pasien isoman sudah jauh lebih baik dan siap melayani sejak kita melakukan percepatan pelayanan 29 Januari 2022 lalu,” terangnya.

Baca Juga:  Kemenparekraf Siapkan Langkah Mitigasi Jelang Libur Nataru 2023/2024

Dari 130.346 pasien yang menghubungi layanan telemedisin, 97% sudah berkonsultasi jarak jauh dengan dokter atau tenaga kesehatan dan menerima resep elektronik. Lalu, 85% di antaranya sudah menerima paket obat gratis dari Kemenkes di hari yang sama atau H+1. Sisanya, H+2 14% dan H+3 1%. Kemenkes akan terus memperbaiki kinerja untuk meningkatkan pengiriman obat hingga maksimal pasien menerima obat H+1.

Kendati begitu, masih sedikit pasien isolasi mandiri yang memanfaatkan layanan telemedisin gratis ini. Sejak 17 Januari-13 Februari 2022, dari 346,930 kasus terkonfirmasi covid-19, 130,346 (38%) pasien yang melakukan layanan telemedisin.

”Dengan mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan kita, pasien yang memiliki gejala sedang hingga kritis jadi tertangani dengan lebih baik dan mengurangi risiko terburuk akibat covid-19. Sekali lagi kami mengimbau agar pasien OTG dan bergejala ringan segera memanfaatkan layanan telemedisin maupun isolasi terpusat yang akan dilayani oleh tenaga medis kita,” pesan dr Nadia.

Selain itu, Kemenkes mengimbau agar masyarakat segera melengkapi vaksinasi covid-19 2 dosis. Ini untuk mencegah agar masyarakat tidak bergejala berat dan terhindar risiko kematian apabila terinfeksi covid-19.

Sementara itu, vaksinasi masih menjadi pencegahan yang efektif ditambah prokes yang ketat.

Hingga Selasa (15/2) pukul 12.00 WIB, 188,5 juta (90,55%) penduduk Indonesia yang sudah divaksinasi dosis 1 dan 136,6 juta (65,61%) penduduk Indonesia divaksinasi dosis 2. Penduduk yang  sudah melaksanakan vaksinasi booster sebanyak 7,2 juta (3,49%). (RLS/J1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *