ANGIN puting beliung menerjang Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Sabtu dini hari (17/9). Kejadian tersebut terjadi pascahujan yang disertai angin kencang menerjang pukul 03.00 WIB.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan pada Minggu (18/9) pukul 19.30 WIB terdapat lima desa terdampak peristiwa angin kencang tersebut, yaitu Desa Cikiray, Desa Cikidang, Desa Cijambe, Desa Gunung Malang, dan Desa Mekarnangka. Kelima desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Cikidang.
Berdasarkan data yang dihimpun, tercatat 124 KK/421 jiwa yang berada di lima desa tersebut terdampak. Selain itu, terdapat kerusakan bangunan dan infrastruktur, yaitu 116 rumah warga mengalami kerusakan ringan, 17 rumah warga lainnya mengalami rusak sedang, dan 3 masjid pun alami rusak ringan.
“Hingga kini, belum ada laporan terkait dengan adanya korban jiwa maupun warga mengungsi,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D., dalam rilisnya, Senin (19/9).
Untuk melakukan percepatan penanganan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi bersama tim gabungan menuju ke lokasi terdampak dan melakukan pembersihan material yang diterjang angin puting beliung. Selain itu, BPBD berkoodinasi dengan perangkat daerah setempat untuk melakukan penanganan lebih lanjut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu siang/sore hingga malam hari di wilayah Kabupaten Sukabumi serta sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat pada Senin (19/9) dan Selasa (20/9).
Sementara itu, merujuk pada InaRISK BNPB, Kabupaten Sukabumi memiliki kajian risiko bencana yang disebabkan cuaca ekstrem pada level sedang hingga tinggi.
Dalam menanggapi potensi tersebut, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan ancaman bencana yang disebabkan cuaca ekstrem, seperti angin puting beliung maupun angin kencang, dengan memperkuat struktur bangunan, memangkas ranting maupun pohon yang terlihat rapuh, ketika peristiwa terjadi segera berlindung di bangunan yang kokoh, dan menghindari berlindung pada pohon, baliho, serta bangunan yang rapuh. (RLS/J1)